Dokter Sebutkan Jika Hipospadia Dapat Disertai dengan Kelainan Lain, Simak Penjelasannya

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Melia Istighfaroh
Ilustrasi pria frustasi akibat hipospadia

Selain itu, dokter juga harus memeriksa genetik dan karyotypingnya.

Apakah dia perempuan atau laki-laki.

Baca juga: Dokter Spesialis Gigi Ajarkan Cara Mudah Merawat Gigi Anak Agar Terhindar dari Rampan Karies

Baca juga: Mengapa Saya Sering Overthinking dan Cemas Berlebihan? Berikut Jawaban Psikolog

Untuk mendeteksinya tergantung.

Kalau memang single atau hanya hipospadia saja, biasanya memang lebih mudah dideteksi.

Bisa dideteksi pada awal-awal kelahirannya.

Bahkan pada bayi baru lahirpun jika memang fasilitasnya lengkap bisa langsung dideteksi.

Tetapi jika lahirnya di tempat-tempat yang tidak ada fasilitas lengkap dan tidak ada expert opinion disana.

Biasanya pada kasus-kasus yang sulit, apalagi kalau disertai dengan kelainan yang lain.

Dimana lubang dari uretranya tertutup kulit penisnya.

Tekadang ada juga yang baru ketahuan setelah di khitan.

Dan ada juga yang ketahuan saat akan memasuki masa pubertas.

Ada juga saat usia sekolah baru diketahui.

Jadi memang bergantung oleh berat atau ringannya kelainan tersebut.

Serta tergantung seberapa sering orang tua membawa anaknya ke dokter spesialis anak.

Terkadang mungkin karena anak tidak sakit atau tidak ada masalah, orang tua biasanya hanya memeriksakan ke klinik-klinik atau posyandu terdekat yang memang tidak terlalu mengeksplore atau mengevaluasi dari organ genitalianya.

Penjelasan Dokter Spesialis Anak, dr. Melisa Anggraeni, M. Biomed, Sp.A yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews Bogor edisi 13 Maret 2021.

(Tribunhealth.com/Dhiyanti)

Baca berita lain tentang kesehatan ada di sini.