Banyak Warga Nekat Mudik, Apakah Tanda Pemerintah Gagal Memahami Psikologis Masyarakat?

Penulis: Ranum Kumala Dewi
Editor: Melia Istighfaroh
Sejumlah kendaraan roda dua dan roda empat diminta putar balik oleh petugas gabungan di Bundaran Waru, perbatasan Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo, karena teeindikasi akan mudik, Kamis (6/5/2021).(KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN)

Tanya:

Selamat pagi pak Adib.

Pak saya ingin bertanya.

Yaitu mengenai jebolnya gerbang penyekatan pemudik.

Apakah itu bisa menggambarkan wajah gagal pemerintah dalam memahami psikologis masyarakat?

Baca juga: Faktor Psikologis Apa saja yang Membuat Seseorang Nekat Mudik? Berikut Penjelasan Psikolog

Baca juga: Banyak Masyarakat Nekat Mudik di Tengah Pandemi, Psikolog Sorot Kurangnya Pemahaman Masyarakat

Baca juga: Pesan Psikolog dalam Meningkatkan Mood saat Tidak Menjalankan Mudik

Terimakasi pak.

Lala, Solo.

Ahli Menjawab:

Ilustrasi mudik lebaran.(KOMPAS.com/ALDO FENALOSA) ((KOMPAS.com/ALDO FENALOSA))

Sebenarnya pemerintah tau kondisi psikologis masyarakat.

Jumlah penduduk yang besar dengan adanya larangan tentunya pasti ada yang melanggar.

Jika tidak dilarang tentunya pemudik semakin banyak.

Yang terpenting sebenarnya menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Mulai rajin cuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak.

Ilustrasi protokol kesehatan, jaga jarak (Pixabay)

Semoga masyarakat walaupun mudik namun masih menerapkan protokol kesehatan.

Sejauh ini sebenarnya covid-19 cukup terkendali.

Tentunya apakah terjadi lonjakan atau tidak tergantung 14 hari ke depan.

Baca juga: Apakah Tidak Mudik Mempengaruhi Kondisi Kejiwaan? Simak Penjelasan Psikolog Berikut Ini

Baca juga: Menurut Pandangan Psikologis, Apa yang Membuat Seseorang Ngotot Mudik saat Pandemi?

Baca juga: Apakah Kesepian karena Dilarang Mudik Bisa Memicu Stres? Begini Penjelasan Psikolog

Adib Setiawan,S.Psi.,M.Psi (Psikolog di www.praktekpsikolog.com).

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)