Sehingga ada gejala sempoyongan, keliyengan, dan sebagainya.
Dokter bisa saja mengurangi dosisnya atau bahkan bisa diberhentikan.
Namun jika dokter tidak menginstruksikan untuk dihentikan, artinya obat harus dilanjutkan terus.
Olahraga di masa pandemi memang akan lebih susah.
Dokter menyarankan jika kita bisa melakukan aerobik sendiri di rumah.
Olahraga apa saja sebenarnya bisa dilakukan.
Namun olahrga juga bergantung pada kondisi pasien.
Dokter menganjurkan untuk berolahraga sekitar 20 hingga 30 menit setiap hari.
Atau minimal 5 kali dalam seminggu.
Aktivitas olahraga tentunya didampingi dengan gaya hidup yang sehat.
Apabila makan berlebihan, kemudian olahraga, mungkin hasilnya juga tidak akan maksimal.
Dokter menganjurkan bagi perokok untuk berhenti merokok.
Untuk menghindari tekanan darah, kenali apakah anda merupakan populasi yang berisiko untuk terkena hipertensi.
Seperti adanya keturunan genetik.
Baca juga: Dok, Adakah Perawatan Lain Merapikan Gigi Selain Penggunaan Kawat Gigi?
Baca juga: Benarkah Penurunan Ereksi Disebabkan oleh Gangguan Kesehatan Testis? Simak Penjelasan Dokter
Kenali tubuh apakah terdapat penyakit lain, misalnya penyakit ginjal, tiroid, diabetes, kegemukan, dan penyakit lainnya yang dapat menaikkan tekanan darah.
Lifestyle juga dapat mempengaruhi tekanan darah.
Orang yang sehat ataupun yang memiliki risiko harus tetap cek tekanan darah.
Terutama bagi yang berisiko terkena hipertensi, maka harus lebih sering mengukur tekanan darah.
Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi, dr. Ni Made Hustrini dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program AYO SEHAT edisi 08 April 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.
Baca tanpa iklan