TRIBUNHEALTH.COM - Praktisi kesehatan tidur, dr Andreas Prasadja, berbicara soal kebiasaan mendengkur saat tidur.
dr Andreas mengatakan kebiasaan ini termasuk berbahaya.
Bahkan mendengkur lebih berbahaya untuk jantung jika dibandingkan kolesterol tinggi, kegemukan, ataupun merokok.
"Masalah mendengkur, buat kami di kedokteran tidur tidak penting suaranya," papar dr Andreas sebagaimana dikutip TribunHealth.com dri Porgram Sapa Dokter Kompas TV.
"Yang terutama penting adalah gangguan napasnya," papar dr Andreas.
Gangguan napas yang dimaksud adalah sleep apnea atau henti napas saat tidur.
Baca juga: Solusi untuk Penderita Hipertensi yang Susah Tidur ketika Puasa Ramadhan
Baca juga: Apakah Ada Hubungannya Hipertensi dan Sulit Tidur di Bulan Puasa? Ini Penjelasan Dokter
Dengkuran yang disertai henti napas inilah yang disebutnya berbahaya.
Pasalnya, hal itu menandakan adanya sumbatan pada jalur pernapasan.
"Jadi seolah-olah dalam tidur dia tercekik."
Hal ini membuat penderita sleep apne terbangun dari tidur tanpa terjaga.
Kemudian dia akan kembali tidur dan terus mengalami hal yang sama sepanjang malam.
"Sekarang bayangkan jika sepanjang malam, berulang kali terbangun-bangun tanpa sadar, siklus tidur kan menjadi terpotong-potong."
Baca juga: 4 Mitos Seputar Kesehatan ketika Berpuasa, Tidur setelah Sahur Tak Merusak Organ Hati
Baca juga: Menggertakkan Gigi Saat Tidur Berbahayakah Untuk Kesehatan Gigi dan Gusi?
"Ini di siang hari akibatnya hipersomnia, ngantuk yang berlebihan," tandasnya.
Jadi, meski penderita sudah tidur dalam durasi yang cukup, akan tetap merasakan kantuk di siang hari.
Perasaan kantuk tetap timbul karena kualitas tidur di malam hari yang terbilang buruk.
Menurut dr Andreas, hal inilah yang membuat orang Eropa yang memiliki gangguan mendengkur tak boleh berkendara.
Bahkan SIM mereka akan ditahan untuk sementara waktu.
Pasalnya, berkendara dalam keadaan mengantuk sangat berbahaya untuk keselamatan.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)