Ini Hal yang Harus Dilakukan saat Mengalami Abses pada Gusi

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ekarista Rahmawati
ilustrasi mengalami gusi bengkak

TRIBUNHEALTH.COM - Gusi bengkak tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman pada mulut, tetapi juga bisa menimbulkan kerusakan pada jaringan penopang gigi.

Terjadinya pembengkakan gusi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang cukup umum.

Dikutip Tribunhealth.com dari YouTube KompasTV, pembengkakan yang terjadi pada gusi bisa diakibatkan oleh penumpukan karang gigi yang tidak segera ditangani dan menyebabkan radang gusi.

Bengkak pada gusi yang sering terjadi atau menahun adalah bengkak kronis.

ilustrasi mengalami gusi bengkak (kompas.com)

Baca juga: Sudahkah Kita Memelihara Kesehatan Ginjal Sejak Dini?

Pembengkakan pada gusi dibagi menjadi dua, yakni bengkak akut dan bengkak kronis.

Bengkak akut merupakan pembengkakan yang baru saja terjadi dan menimbulkan rasa sakit yang tidak tertahankan.

Pada bengkak kronis ini, saat tubuh kita sudah menerima atau kondisi tubuh kita baik namun infeksi masih ada.

Saat tubuh kita dalam keadaan tidak sehat, biasanya pembengkakan akan kambuh lagi.

Jika tidak ada keluhan atau tidak merasakan sakit pada gigi, kemungkinan gigi tersebut sudah mati.

ilustrasi mengalami gusi bengkak (tribunnews.com)

Gigi yang sudah mati adalah rumah dari infeksi ataupun bakteri.

Sehingga abses tersebut bisa terjadi secara berulang.

Hal ini perlu dilakukan kontrol ke dokter gigi, tidak bisa hanya ditangani dengan antibiotik saja.

Antibiotik hanya sebagai peredam sesaat, kita harus tetap melakukan perawatan.

Perawatan tersebut bisa dengan perawatan saluran akar dengan tujuan untuk membersihkan saraf gigi.

Jika memang lubang pada gigi sudah terlalu besar, dan infeksi pada gigi menyebar harus dilakukan pengangkatan gigi.

Baca juga: Kenali Penyakit Tifus, Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri Rickettsia dan Menyerang Melalui Kulit

Apabila abses pada gigi tidak segera ditangani, maka akan menyebar ke gigi yng lain mempengaruhi kesehatan area mulut.

Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan Drg. Citra Paramita, Dokter gigi. Kamis (20/8/2020)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)