TRIBUNHEALTH.COM - Rokok tak hanya berbahaya bagi orang yang mengkonsumsinya saja.
Perokok pasif juga tak luput dari berbagai ancaman kesehatan.
Terkait hal ini, dr Tan Shot Yen menjelaskan ada dua jenis perokok pasif.
"Kita bicara Perokok pasif ada dua jenis, perokok pasif yang disebut dengan secondhand smoker," terang dokter ahli gizi komunitas itu, dalam program Malam Minggu Sehat Tribunnes, Sabtu (20/3/2021).
Secondhand smoker adalah mereka yang terpapar asap rokok.
"Misalnya mas merokok, saya sekretarisnya. Tiap hari saya pulang bau rokok dong, gitu ya. Saya punya resiko juga. Saya bahkan bisa jadi lebih kali lipat daripada Anda."
"Jadi bayangin yang rokoknya sendiri udah kebal, tapi dia itu membuat orang yang mencium asap rokoknya mati," tandasnya.
Baca juga: Tegaskan Tubuh Manusia Tak Butuh Rokok, Dokter: Itu Kecanduannya yang Manggil
Baca juga: Bukan Maag atau Tipes, Ini Sumber Penyakit yang Sering Diderita Anak Kos
"Biasanya ada yang ngelawan gini 'gue ngerokoknya di luar, di halaman, di kebun',"contoh dr Tan.
Terkait hal ini, dia menegaskan partikel rokok tetap bisa beredar.
"Sebentar. Oksigen diciptakan di mana? Oksigen juga berasal dari tanaman yang ada di kebun, ada di luar kan."
"Tapi kalau kita ada di lubang WC, tertutup rapat, oksigen tetap bisa masuk kan?"
"Jadi artinya anda mau rokok di mana pun, partikel asap rokok tetap bisa masuk kemana pun anda pergi, tandasnya.
Baca juga: Tak Perlu Konsumsi Produk Tertentu, 5 Organ Tubuh Ini Sudah Lakukan Detoksifikasi Otomatis
Baca juga: Sederet Penyakit Ini Bakal Terjadi Jika Pola Hidup Terus-terusan Tak Sehat, Salah Satunya Diabetes
Salah satu zat yang berbahaya dalam asap rokok adalah gas CO.
Gas tersebut tidak berbau, tidak berwujud, dan tidak berasa.
"Tapi dia bisa ke mana pun termasuk kamar anakmu. Selama oksigen bisa masuk, gas CO juga bisa masuk," tegas dr Tan.
Apa lagi daya lekat gas CO di hemoglobin lebih kuat dibandingkan oksigen.
"Jadi bayangkan, istrinya hamil. Jadi kasus anak-anak lahir dengan berat badan rendah, anak-anak lahir prematur, lalu kemudian cacat dalam kandungan, itu bisa melihat semua ada koneksinya."
Lebih parah lagi apa bila gas CO terhirup oleh bayi.
"Kebanyakan kalau bayinya mempunyai saturasi oksigen yang sangat rendah dan itu akan menjadi masalah, karena bayi ini sedang tumbuh kembang. Otaknya butuh oksigen, badannya butuh oksigen, sel darahnya butuh oksigen."
"Jadi hambatan tumbuh kembang, itu bener banget karena pengaruh ada orang lain yang merokok," kata dr Tan.
Baca juga: Simak Cara Meningkatkan Kadar Hormon Estrogen pada Wanita, Ini Penjelasan Dokter
Baca tanpa iklan