Pada diet ini, dokter akan memilihkan menu yang tinggi potasium atau kaliummnya rendah.
Untuk mengatur makanan seperti itu, sudah tentu ada aturannya.
"Berarti bisa dikatakan diet bisa dianjurkan oleh dokter untuk kepentingan kesehatan?" tanya host Tribunnews.com, Alfin Wahyu.
Dokter Tan membetulkan memang ada aturan tertentu untuk melakukan diet.
Yang menjadi berbahaya adalah diet yang sekarang menjadi trend di masyarakat.
Pasalnya, banyak orang hari ini berbondong-bondong melakukan diet demi menurunkan berat badan.
Parahnya, sumber atau media pelajarannya dari media sosial, yang belum tentu bisa dipertanggungjawakan.
"Karena dietnya ingin kurus, lalu dia mulai belajar lewat YouTube, mulai belajar lewat influencer, mulai belajar lewat orang-orang yang saya tidak tahu sekolahnya di mana. Nah ini Gawat ya."
"Orang Jawa mengatakan ilmu jarene, jarene sopo? Mbuh (ilmu katanya, katanya siapa? entah)" tegas dr Tan.
Bahaya Diet yang Kurang Tepat
Orang yang diet demi penampilan bisa dibilang hanya target oriented, yang terpenting kurus.
Akan tetapi upaya seperti itu memiliki efek samping jika dilakukan tidak dengan cara yang tepat.
Berdasarkan pengalaman dr Tan, orang seperti itu justru diet dengan menghilangkan sumber gizi yang berguna.
"Akhirnya ia akan menghilangkan beberapa sumber zat gizi yang justru berguna, seperti misalnya yang paling terkenal belakangan ini adalah diet ketogenik."
Orang yang melakukan diet katogenik akan membuat ketone bodies muncul dalam tubuhnya.
"Nah kita mempunyai namanya badan keton, itu muncul di dalam tubuhnya, begitu bangga lagi."
Padahal ketone bodies akan muncul ketika kadar gula dalam darah sangat-sangat turun.
Sehinngga suplai tenaga kemudian diambil dari protein dan lemak karena tubuh sudah tidak punya lagi karbo.
"Karena makanannya sama sekali zero karbo. Jadi sumber energi kita ngambil dari protein dan lemak."
Hilangnya lemak juga memiliki dampak yang buruk bagi kondisi ginjal.
Yang mengkhawatirkan, menyusutan lemak tidak hanya terjadi pada pinggang sehingga tampak kurus.
Melainkan, juga terjadi pada organ.
"Nah yang saya takutkan adalah seperti apa yang dialami pasien saya, orang ini malah menjadi diabetes."
"Karena apa? karena pankreasnya ikut menyusut. Kan semuanya susut?" kata dr Tan menceritakan pengalamannya.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)