TRIBUNHEALTH.COM - Seorang wanita yang sedang mengandung diimbau untuk menjaga kondisi kesehatan janin dan dirinya.
Untuk mengupayakan kesehatan ini, tak jarang ibu hamil akan dilarang mengonsumsi makanan dan minuman tertentu yang dianggap dapat menimbulkan masalah pada kehamilan.
Beberapa larangan tersebut adalah tidak boleh makan mi dan minum kopi.
Baca juga: Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Sarankan Ibu Hamil Melakukan Kontrol Secara Rutin
Padahal menurut dr. Roland Frederik Lengkey, Sp.OG, setiap ibu hamil boleh-boleh saja konsumsi mi dan kopi.
Untuk mendapatkan suplemen yang bisa dikonsumsi ibu hamil, klik disini
Asal terdapat batasan yang harus diikuti oleh ibu hamil. Ibu hamil bisa mengonsumsi kopi dengan ketentuan maksimal 200 mg per hari (1 cangkir).
Kopi yang dianjurkan adalah jenis kopi bubuk asli bukan sachet.

Jika menginginkan rasa manis, maka bisa menambahkan gula dengan ketentuan tidak berlebihan.
Lebih lanjut, sama halnya dengan kopi, wanita hamil juga bisa makan mi namun tidak boleh dikonsumsi setiap hari.
Kandungan karbohidrat pada mi sangat dibutuhkan oleh janin dalam menunjang proses pertumbuhan.
Baca juga: Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Sarankan Ibu Hamil Melakukan Kontrol Secara Rutin
Saat makan mi, sebaiknya diimbangi dengan kecukupan kadar gizi yang lain. Seperti makanan yang mengandung protein dan lemak.
"Jadi jangan makan mi aja yang mengandung karbohidrat saja, terlebih setiap hari. Jadi malah bayi tidak ada gizinya," ungkap Roland dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
Dianjurkan Berolahraga
Memasuki masa kehamilan penting sekali untuk menjaga kesehatan tubuh dan janin.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan ialah dengan beraktivitas fisik seperti berolahraga.
Menurut anjuran Roland, kegiatan berolahraga ini bisa dilakukan oleh setiap ibu hamil tanpa ada pembatasan usia kandungan.
Karena yang terpenting adalah, tidak ada indikasi kandungan lemah.
Baca juga: Makanan yang Dikonsumsi saat Persiapan Kehamilan Tentukan Jenis Kelamin Bayi? Ini Kata Dokter
"Di trimester pertama hingga trimester akhir mendekati kelahiran silahkan jika ingin berolahraga," ungkap Roland.
Kendati begitu, perhatikan pula intensitas olahraga yang dilakukan.
Jika sudah mulai memasuki trimester tiga, maka sebaiknya intensitas olahraganya dikurangi.
Olahraga yang Dianjurkan
Tahukah Anda, bahwa sebenarnya tidak semua jenis olahraga baik dikerjakan oleh ibu hamil.

Menurut keterangan Roland, jenis olahraga dengan intensitas sedang hingga tinggi tidak dianjurkan bagi ibu hamil.
"Tetapi bukan berarti melarang ibu hamil untuk berolahraga," ujarnya.
Selama kondisi kehamilan terpantau baik dan tidak ada komplikasi, maka bisa menjalani olahraga namun dengan intesitas yang rendah.
Baca juga: Berapa Minggu Sekali Ibu Hamil Dianjurkan Melakukan Kontrol Kehamilan? dr. Hafi Nurinasari Menjawab
Beberapa komplikasi yang tidak dianjurkan untuk menjalani olahraga, antara lain:
- Pendarahan
- Plasenta keluar
- Keluar air ketuban.
Ibu hamil bisa menjajal olahraga dengan intensitas ringan, seperti:

- Jogging ringan
- Jalan kaki
- Yoga
Baca juga: dr. Sigit Setiaji Sp.OG Sampaikan Gerakan Prenatal Yoga yang Bisa Dilakukan Mandiri di Rumah
- Senam hamil
- dan berenang.
Nanas Tidak Gugurkan Kandungan
Salah satu anggapan yang beredar luas di masyarakat ialah mengenai konsumsi buah nanas yang disebut-sebut bisa menggugurkan kandungan.
Kira-kira apakah informasi tersebut mitos atau fakta?

Berdasarkan penjelasan Roland, buah nanas memiliki kandungan enzim bromelin.
Enzim ini bisa melembutkan mulut rahim hingga memicu kontraksi.
Namun kondisi di atas hanya bisa terjadi apabila seorang ibu hamil mengonsumsi buah nanas dalam jumlah yang berlebihan.
"Kalau hanya makan satu atau dua potong hingga satu nanas yang utuh, seharusnya tidak berdampak pada kehamilan," ucap Roland.
Baca juga: Ini Alasan Mengapa Ibu Hamil Disarankan Melakukan Pemeriksaan Jantung, Begini Kata dr. Bayushi Eka
Terlebih, buah satu ini memiliki banyak kandungan vitamin C.
Sehingga ia menegaskan tidak ada masalah jika ibu hamil mengonsumsi nanas, asalkan batasi jumlah konsumsinya.
Terutama bagi ibu hamil yang baru memasuki usia awal kehamilan, yakni awal trimester pertama.
Penjelasan dr. Roland Frederik Lengkey, Sp.OG ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
(Tribunhealth/Ranum Kumala Dewi)