TRIBUNHEALTH.COM - Beberapa orang pasti pernah mengalami tertidur sesaat ketika sedang berkendara, sekolah, duduk atau menonton TV.
Tidur sesaat ini disebut dengan microsleep.
Sebenarnya, microsleep adalah tertidur secara singkat.
Ketika merasa ngantuk saat berkendara, tentunya kita perlu istirahat.
Istirahat yang baik menjadi salah satu cara agar tubuh memiliki endurance yang baik saat berkendara, benar atau tidak?
dr. Andreas Prasadja mengatakan bahwa hal tersebut sangat benar.
Karena kemampuan otak kita hanya dibangun pada saat tidur.

Baca juga: Ketahui Dampak Microsleep pada Kesehatan Apabila Terus Menerus Tidak Diobati
Tidak ada satu zat pun yang bisa menggantikan efek restorasi tidur, bahkan sampai saat ini pun belum ada.
Dapatkan produk yang membantu menjaga kesehatan Anda dengan klik link berikut.
Yang orang ketahui saat ini adalah mencari kafein, menggunakan nikotin dan minuman penambah energi yang sebenarnya hanya menopang mata agar tidak mengantuk tetapi otak yang sudah lelah tidak terbantu dan tidak bisa diapa-apakan.
Jika merasa lelah dan mengantuk, memang lebih baik tidur terlebih dahulu.
Ketika sudah bangun, kita mendapatkan semua manfaat dari tidur, otak kembali segar, kembali bersemangat, kewaspadaan kembali barulah melanjutkan perjalanan.
Baca juga: 4 Makanan dan Minuman yang Bikin Tidur Malam Lebih Nyenyak, Termasuk Pisang
Sebenarnya yang lebih berbahaya dari microsleep ialah penyebab terjadinya microsleep.
Penyebab microsleep lebih berbahaya dan beberapa orang saat berkendara terkantuk-kantuk bahkan dalam kondisi buka mata tetapi dalam kondisi tidur.
Ketika seseorang yang berkendara dan kurang tidur, maka yang terjadi ialah sebagian otak tertidur dan sebagian otak sedang terjaga.
Kejadian ini sangat berbahaya, karena saat sedang mengalami halangan di jalan cenderung tidak bisa menghindar.
Microsleep termasuk gangguan tidur yang sangat tidak wajar.
Dikatakan tidak wajar karena segala sesuatu yang menimbulkan rasa kantuk tergolong sangat tidak wajar.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Andreas Prasadja. Seorang dokter praktisi kesehatan tidur.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)