TRIBUNHEALTH.COM - dr. Isrun Masari. Sp.An., FIPM. CIPS menghimbau masyarakat tidak menyepelekan keluhan nyeri.
Pasalnya nyeri merupakan alarm bagi tubuh yang harus didengar agar segera mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Jika nyeri diabaikan, bisa jadi keluhan akan semakin parah dan membuat sulit diatasi.
Baca juga: Benarkah Minyak Gosok Hangat Efektif untuk Mengatasi Nyeri Ringan? Berikut Ulasan dr. Isrun Masari
Untuk mengantisipasinya, dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video, Isrun menyebut ada 4 cara dalam mengatasi nyeri. Yakni:
1. Rest (Istirahat)
Istirahatkan area tubuh yang mengalami keluhan nyeri.

2. Ice (kompres es)
Letakkan kompresan es pada area tubuh yang mengalami nyeri.
3. Compress
Baca juga: Simak Penyebab Nyeri pada Saraf Kejepit yang Tidak Hilang Meskipun Sudah Melakukan Operasi
Jika ada area yang bengkak, maka bisa segera dikompret atau dibalut dengan kain.
4. Elevated (dinaikan)
Jika pada kaki bisa dinaikan posisinya untuk meredakan keluhan nyeri dan bengkak.
Dengan 4 cara di atas mampu memberikan kesempatan pada tubuh untuk memperbaiki diri agar bisa sembuh.
Sehingga jangan pernah memaksakan tubuh bergerak apabila timbul keluhan nyeri.
Intervensi Nyeri

Isrun pun menerangkan, ada sejumlah metode lain dalam meredakan keluhan nyeri. Antara lain:
- Istirahat
- Obat-obatan
Baca juga: Jangan Sepelekan Nyeri Ulu Hati yang Menjalar ke Bahu, Dokter Sebut Bisa Jadi Tanda Sakit Jantung
- Fisioterapi.
Isrun menerangkan, sebanyak 70 persen kasus nyeri otot dan sendi dapat diatasi dengan cara di atas.
Sementara 30 persen selanjutnya adalah kondisi nyeri yang tak kunjung mudah disembuhkan, seperti nyeri kronik.
Intervensi Nyeri Kronik
Intervensi manajemen nyeri merupakan suatu teknik mengatasi masalah nyeri langsung pada pencetus nyeri muncul.
Misalnya nyeri bahu, pada bahu terdapat berbagai otot yang berperan menyebabkan nyeri tersebut timbul.

Intervensi ini menjadi solusi jika dalam penanganan nyeri kronik tak ada perbaikan setelah dokter menganjurkan pasien mengonsumsi obat.
Jika terus dipaksa menggunakan obat, maka akan menimbulkan efek samping pada organ. Seperti gangguan ginjal atau lambung.
"Berbeda dengan manajemen nyeri intervensi, obat langsung diberikan pada sumbernya," imbuh Isrun.
Baca juga: Bolehkah Minum Obat dengan Salah Satu Minuman Seperti Teh, Susu, atau Jus ? Simak Ulasan apt. Hesti
Agar tidak salah penempatan, maka dokter akan menggunakan alat bantu dengan USG (Ultrasonografi).
Saat ini USG sangat berkembang, maka bisa dilakukan untuk membantu mendeteksi kelainan otot dan sendi.
"Dengan USG kita tahu, adanya robekan, saraf bermasalah atau sendi mengalami peradangan," tambah Isrun.

Selain itu dengan USG bisa menjadi panduan pada jarum yang akan digunakan untuk ditempatkan pada target nyeri yang dituju.
Penjelasan dr. Isrun Masari. Sp.An., FIPM. CIPS ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)