TRIBUNHEALTH.COM - dr. Binsar menyampaikan, bahwa beliau memiliki kasus pasien yang bekerja mengendarai sepeda motor setiap hari dan menggunakan celana jeans, dan ketika dilakukan pemeriksaan pada spermanya pasien tersebut mengalami azoosperma.
Biopsi pada spermatozoa bukan seperti biopsi pada tumor.
Persoalan tersebut menjadi suatu problem bagi bidang andrologi karena menjadi masalah dalam menemukan sperma yang bisa untuk bayi tabung.
Tetapi angka keberhasilan hanya berkisar 20 persen.
Penting sekali bagi seorang pria untuk menjaga kesehatan testisnya.
Karena kesehatan testis menjadi problem dalam rumah tangga.

Baca juga: Testis Besar Sebelah Termasuk Normal, namun Perlu Waspada jika Disertai Gejala Berikut
Dengan program bayi tabung, maka perempuan juga harus dipersiapkan.
Persiapan bagi perempuan mulai dari obat dan rahim.
Rahim pada perempuan dibuat siap untuk disuntikkan hormon, selain itu ovumnya pun juga diambil.
dr. Binsar mengatakan bahwa bayi tabung merupakan IVF (In Vitro Fertilization).
Artinya, sperma laki-laki dan sel telur perempuan diambil dan dipertemukan di luar yang disebut dengan ICSI (Intracytoplasmic sperm injection).
Sperma laki-laki dan sel telur perempuan dipertemukan, kemudian ditaruh di tabung.
Baca juga: Dokter Jelaskan Tindakan Operasi Kanker Testis, Benarkah Bisa Pengaruhi Kesuburan?
Tidak hanya 1 saja, tetapi biasanya terdapat 5 zygot sampai terbentuk morula.
Setelah zygot terbentuk, selanjutnya akan ditempel atau ditanamkan pada rahim.
Oleh karena itu rahim harus dipersiapkan dengan obat dan suntikan hormon.
dr. Binsar menyampaikan, respon tubuh terhadap pengobatan juga berbeda-beda.
Hal tersebut dari sisi fertilisasi, belum lagi dari sisi seksualitas yang pasti terganggu.
Begitu testisnya rusak dan tidak sehat, maka kadar testosteron mungkin bisa menurun.
Bisa kita bayangkan hasrat di usia muda mengalami penurunan.
Baca juga: Medical Sexologist Beberkan Macam-macam Gangguan pada Testis, Salah Satunya Penurunan Ereksi
dr. Binsar juga mengatakan bahwa di jaman sekarang banyak pasutri-pasutri muda yang terancam karena life style.
dr. Binsar mengatakan bahwa beliau menemukan beberapa kasus Oligospermia.
Oligospermi artinya jumlah sperma yang kurang dari dari 20juta bahkan sampai Azoospermi atau 0.
Akibat yang terjadi yaitu infertilitas atau kemandulan.
Pengobatan infertilitas dari kasus tersebut tergolong tidak cepat.
Walaupun ditambah hormon testosteron tidak akan bisa.
dr. Binsar menyampaikan, kita harus tahu bahwa testis spesifik penanganannya.
Baca juga: Benarkah Handphone Dapat Memengaruhi Kesehatan Testis? Simak Ulasan dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS
Pada saat mengalami oligospermi, mungkin bisa diobati dengan catatan "jika merespon bagus, jumlah sperma akan meningkat, gerak sperma juga diperbaiki dengan harapan gerak sperma ini bisa membuahi".
Tetapi pada saat ditemukan azoospermi, maka terjadilah sebuah masalah.
Sperma 0 atau tidak ditemukan sperma pada cairan ejakulasi.
Sehingga dokter akan mengambil tindakan yang disebut dengan Biopsi testis.
Terdapat teknik-teknik sprot sperma aspirasi.
dr. Binsar mengatakan bahwa persoalannya adalah Blade.
Blade artinya bisa mengakibatkan kerusakan testis.
Oleh karena itu efek dari celana dalam atau apa pun yang ketat bagi seorang pria tergolong buruk atau tidak bagus.
Bukan berarti sekali penggunaan celana ketat langsung bermasalah, tetapi gaya hidup pemakaian dalam jangka panjang.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews Bogor bersama dengan dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS. Seorang medical sexolog yang berpraktik di Sex and Men's Health Clinic Raditya Medical Centre Kota Depok.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)