TRIBUNHEALTH.COM - Perihal seksual dimasyarakat saat ini masih dianggap sangat tabu.
Beberapa orang beranggapan bahwa pendidikan seksual tidak pantas dibicarakan pada anak.
Tetapi beberapa orang juga beranggapan bahwa pendidikan seksual perlu diberikan pada anak, karena pendidikan seksual termasuk penting.
Sebenarnya, pendidikan seksual harus diberikan pada anak sejak kapan?
Yuanita Ani menyampaikan, pada prinsipnya ketika perempuan sudah menstruasi berarti sudah bisa dibuahi.
Laki-laki yang sudah akil balig atau sudah mimpi basah, berarti sudah mampu membuahi.
Baca juga: Penyakit Menular Seksual Seperti HIV/AIDS Sampai Saat Ini Belum Bisa Disembuhkan, Benarkah?
Artinya bahwa, sedini mungkin baik anak laki-laki maupun anak perempuan sudah diberitahu bagaimana cara merawat alat reproduksi, dampak yang terjadi jika salah menggunakan alat reproduksi.
Misalnya anak SMP yang melakukan hubungan seksual, mungkin mereka tidak mengetahui dampak yang akan terjadi dan hanya mengikuti naluri saja.
Mereka hanya mengikuti naluri karena sama-sama terangsang, sehingga melakukan hubungan.
Tetapi mereka tidak pernah berpikir bagaimana ketika melahirkan, maupun bagaimana sistem reproduksinya.
Yuanita Ani menyampaikan, berdasarkan hasil riset penyebab dari kanker serviks salah satunya adalah melakukan hubungan badan sebelum usia 19 tahun.
Baca juga: Cara yang Bisa Dilakukan Orangtua Agar Anak Aman dari Perilaku Penyimpangan Seksual
Karena sebelum usia 19 tahun organ reproduksi perempuan belum matang.
Ketika organ reproduksi belum matang dan terjadi penetrasi penis, tentu saja akan terjadi gesekan maupun terjadi penekanan yang pastinya menimbulkan perlukaan-perlukaan.
Yuanita Ani juga mengatakan, jika di satu sisi kejadian tersebut adalah pemicunya dan disisi lain memiliki faktor genetik, maka terjadilah kanker serviks.
Ketika Yuanita Ani melakukan riset disalah satu rumah sakit kanker, beliau mengatakan bahwa pasien yang menderita kanker serviks rata-rata melakukan hubungan seksual pertama kali di bawah usia 19 tahun.
Organ reproduksi wanita tergolong rawan terinveksi HPV (Human Papiloma Virus).
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Jabar bersama dengan Yuanita Ani S. M.Kep.,NS, Sp.Kep.Mat. Seorang dosen keperawatan STIKes Santo Borromeus.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)