TRIBUNHEALTH.COM - Gas air mata merupakan bahan kimia yang biasa digunakan pihak keamanan untuk mengontrol massa, seperti dalam demonstrasi atau kerusuhan.
Meski bernama 'gas', bahan utama gas air mata justru cairan ataupun padat.
Situs medis Medical News Today (MNT) menyebut biasanya gas air mata berbentuk semprotan atau bubuk.
Zat ini bereaksi dengan kelembaban dan menyebabkan rasa sakit dan iritasi.
Inilah sebabnya mengapa gas air mata terutama mempengaruhi area lembab tubuh, seperti mata, mulut, tenggorokan, dan paru-paru.
Dampaknya bisa muncul dalam jangka panjang maupun pendek.
Efek jangka pendek

Efek langsung dari gas air mata pada mata meliputi:
- berair, terbakar, dan kemerahan pada mata
- penglihatan kabur
- terbakar dan iritasi di mulut dan hidung
- kesulitan menelan
- mual dan muntah
- sulit bernafas
- batuk
- mengi
- iritasi kulit
- ruam.
Seseorang mungkin juga merasakan sensasi sesak di dada, atau merasa tersedak.
Efek gas air mata akan hilang dalam 15-20 menit.
Selain paparan gas air mata pada tubuh, tabung yang digunakan untuk menembakkan zat ini juga dapat menyebabkan cedera.
Tabung bisa panas dan dapat menyebabkan luka bakar.
Benturan tabung juga dapat mengakibatkan kerusakan pada wajah, mata, atau kepala.
Baca juga: Mata Merah Bisa Dipicu Sindrom Mata Kering, Berikut Ini Beberapa Hal yang Jadi Penyebab
Efek jangka panjang

Jika seseorang meninggalkan area yang terkena gas air mata, dan gejalanya hilang segera setelahnya.
Risiko cedera jangka panjang pada kasus seperti ini terbilang rendah.
Namun, para ilmuwan masih belum cukup tahu tentang efek gas air mata yang tersisa pada tubuh.
Paparan gas air mata di dalam ruangan, atau dalam jumlah besar, mungkin memiliki efek kesehatan yang serius, termasuk:
- glaukoma
- kebutaan
- luka bakar kimia
- gagal napas.
Baca juga: Selain Sesak Napas, Gagal Jantung Bisa Ditandai dengan Mual hingga Sakit Perut
Sebabkan kematian dan cacat permanen

Sebuah studi tahun 2017 dari data yang dikumpulkan selama 25 tahun melihat efek gas air mata pada tubuh.
Bahan kimia dan tabung yang digunakan untuk melepaskannya telah menyebabkan cedera parah, cacat permanen, dan kematian.
Ada dua kematian yang tercatat dari 5.910 orang dalam penelitian ini.
Yang pertama, pelepasan gas air mata di rumah seseorang menyebabkan kematian karena gagal pernapasan.
Kematian kedua melibatkan dampak tabung gas air mata yang menyebabkan cedera kepala yang fatal.
Dalam penelitian ini, 58 orang melaporkan cacat permanen setelah terpapar gas air mata.
Disabilitas tersebut antara lain:
- masalah pernapasan
- efek kesehatan mental
- kebutaan
- kerusakan otak
- kehilangan penggunaan anggota badan
- amputasi anggota badan
- kondisi kulit.
Baca juga: Mata Merah Disertai Sensasi Terbakar Bisa Jadi Tanda Mata Kering, Simak Gejala Lainnya Berikut Ini
Faktor tambahan

Orang dengan kondisi pernapasan memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala serius setelah terpapar gas air mata.
Kondisi ini termasuk asma dan penyakit paru obstruktif kronik.
Ada juga risiko yang bisa menyebabkan seseorang berhenti bernapas.
Lebih berbahaya jika di ruangan tertutup
Risiko cedera akibat gas air mata lebih besar di dalam ruangan daripada di luar.
Gas air mata yang terperangkap di dalam dapat meningkatkan paparan seseorang terhadap bahan kimia ini.
Menembakkan beberapa tabung gas air mata dapat meningkatkan konsentrasi gas air mata di udara.
Ini dapat menyebabkan gejala yang lebih parah.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)