TRIBUNHEALTH.COM - Kesehatan reproduksi tentu harus dirawat sejak dini.
Karena sistem reproduksi baik pada laki-laki maupun perempuan, terdapat sistem reprosukdi internal maupun eksternal.
Pada sistem reproduksi eksternal tentu berkontak langsung dengan dunia luar, misalnya pakaian dan lain sebagainya yang pastinya banyak sekali mikroorganisme yang disana sehingga harus dibersihkan.
Banyak yang mengatakan, bahwa perempuan harus membersihkan area intim menggunakan cairan pembersih vagina.
Yuanita Ani menyampaikan, sebenarnya tidak perlu menggunakan cairan pembersih vagina dan cukup dengan air bersih biasa.
Setelah buang air kecil, BAB, maupun sehabis mandi dibersihkan dengan bersih dan dikeringkan.

Baca juga: dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS Berikan Tips Pentingnya Menjaga Kesehatan Reproduksi Wanita
Sangat perlu dipahami bahwa sabun tidak boleh masuk ke dalam vagina.
Pada dasarnya vagina memiliki daerah yang disebut dengan mikroorganisme normal atau flora normal.
Daerah flora normal umumnya bersifat sedikit asam.
Sedikit asam ini justru baik untuk memproteksi apabila terdapat mikroorganisme-mikroorganisme yang jahat atau patogen akan mati.
Sehingga perempuan tidak perlu harus menggunakan sabun pencuci khusus vagina, apalagi berbahan kimia.
Sedangkan pada laki-laki, ada juga yang tidak dilakukan sirkumsisi atau sunat.
Apabila tidak disunat seringkali banyak kotoran berupa putih-putih.
Cara membersihkannya kulup ditarik kebelakang dan dibersihkan sepeerti biasa juga tidak perlu menggunakan sabun.
Baca juga: Jika Terdapat Hal yang Tak Wajar Pada Sistem Reproduksi, dr. Binsar Imbau Melakukan Konsultasi
Jika menggunakan sabut ditakutkan terjadi iritasi dan terasa perih.
Pembersihannya cukup menggunakan air biasa dan tentunya harus rajin dibersihkan.
Apabila tidak rajin dibersihkan tentu akan menimbulkan infeksi jamur.
Pada perempuan terdapat sistem reproduksi internal yang disebut dengan tuba falopi, apabila terdapat infeksi dari organ reproduksi bawah dan tidak diatasi dengan baik, maka infeksi tersebut akan menjalar ke tuba falopi.
Infeksi yang menjalar ke tuba falopi akan menimbulkan penyumbatan.
Jika terjadi penyumbatan, ujung-ujungnya sel telur yang sudah dibuahi maupun sel sperma tidak bisa lewat, sehingga menghambat terjainya proses pembuahan.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Jabar bersama dengan Yuanita Ani S. M.Kep.,NS, Sp.Kep.Mat. Seorang dosen keperawatan STIKes Santo Borromeus.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)