TRIBUNHEALTH.COM - Kebiasaan menggigit kuku atau yang disebut onikofagia adalah kondisi umum di mana individu terbiasa menggigit kuku dan daerah sekitarnya.
Orang dapat mengembangkan perilaku ini karena sejumlah alasan, dan itu dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Onikofagia menggambarkan jenis perilaku berulang yang berfokus pada tubuh atau body-focused repetitive behavior (BFRB) yang melibatkan kerusakan pada kuku karena kebiasaan menggigit.
Beberapa orang mungkin juga menyebut menggigit kuku sebagai stereotip motorik.
BFRB menggambarkan perilaku yang dapat dilakukan seseorang untuk mengurangi stres.
Stereotip motorik menggambarkan gerakan berulang yang tampaknya tidak memiliki tujuan.
Dilansir TribunHealth.com dari Medical News Today (MNT) berikut ini sederet fakta menarik mengenai kebiasaan menggigit kuku.
1. Banyak terjadi

Ini umum terjadi pada anak-anak, meski dapat berlanjut hingga dewasa.
Menggigit kuku mempengaruhi 20-30 persen dari populasi umum.
Namun, bukti menunjukkan bahwa itu lebih sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, mempengaruhi sekitar 37 persen dari mereka yang berusia 3–21 tahun.
Kemungkinan komplikasi dari menggigit kuku termasuk infeksi gastrointestinal, infeksi kulit, masalah gigi, dan perubahan penampilan kuku.
Baca juga: Warna Kuku Bisa Jadi Tanda Tingginya Kadar Kolesterol dalam Darah
Karena itu, banyak orang mungkin mencoba mengelola perilaku ini.
Beberapa orang mungkin menemukan bahwa terapi membantu mereka berhenti menggigit kuku.
Orang lain mungkin lebih suka strategi seperti memotong atau menutupi kuku atau mengoleskan cat kuku yang rasanya pahit.
2. Penyebab beragam, termasuk stres

Tidak ada penyebab tunggal dari menggigit kuku, dan para peneliti percaya bahwa banyak faktor yang berbeda dapat mendorong seseorang untuk mengembangkan onikofagia.
Misalnya, ada bukti bahwa onikofagia dapat menjadi respons terhadap berbagai stres, seperti stres terkait sekolah atau masalah keluarga.
Onikofagia juga dapat mengindikasikan gangguan psikologis yang mendasarinya, seperti kecemasan.
Baca juga: Anemia Defisiensi Besi Dapat Sebabkan Kuku Rapuh dan Berbagai Gejala Berikut
Ada juga bukti yang menunjukkan bahwa onikofagia mungkin memiliki komponen genetik.
Sebagai contoh, para ilmuwan percaya bahwa orang dengan riwayat keluarga onikofagia lebih mungkin untuk mengembangkan perilaku ini.
Individu yang orang tua kandungnya sama-sama menderita onikofagia mungkin tiga atau empat kali lebih mungkin untuk mengembangkan kondisi itu sendiri.
3. Berdampak buruk untuk kesehatan

Efek samping umum dari menggigit kuku adalah kerusakan yang terlihat pada kuku dan area sekitarnya.
Kerusakan ini dapat mengakibatkan penampilan yang tidak menarik, berpotensi menyebabkan perasaan malu, bersalah, atau malu bagi beberapa individu.
Baca juga: Apakah Kuku Panjang Menyebabkan Infeksi Jamur? Ini Kata dr. Halim Perdana Kusuma, SP. DV.
Ini juga dapat meningkatkan risiko komplikasi lain, termasuk:
- infeksi gastrointestinal dari menelan
- infeksi kulit, seperti paronikia dan onikomikosis
- reabsorpsi akar gigi
- disfungsi sendi temporomandibular dari gigitan berulang
Komplikasi potensial lainnya termasuk kerusakan alveolar dan infeksi parasit usus.
4. Dikatikan dengan kondisi jiwa

Onikofagia juga dikaitkan dengan berbagai kondisi kejiwaan, meskipun tidak menyebabkannya.
Kondisi tersebut antara lain:
- gangguan obsesif-kompulsif (OCD)
- gangguan perhatian defisit hiperaktif (ADHD)
- gangguan menentang oposisi (ODD)
- gangguan kecemasan perpisahan
5. Tips untuk berhenti

American Academy of Dermatology Association (AAD) menyarankan tips berikut untuk berhenti menggigit kuku:
Menjaga kuku tetap pendek: Dengan memotong kuku secara teratur, seseorang dapat mengurangi godaan untuk menggigitnya.
Mendapatkan manikur teratur: Mirip dengan di atas, ini dapat membantu mengurangi keinginan untuk menggigit kuku. Menghabiskan uang untuk menjaga agar kuku tetap menarik juga bisa menjadi penghalang.
Menutupi kuku: Menutupi kuku dengan selotip atau stiker dapat mencegah gigitan. Atau, orang bisa memakai sarung tangan.
Mengoleskan cat kuku yang pahit: Mengoleskan cat kuku yang pahit, atau rasanya tidak enak, dapat mencegah orang menggigit kuku mereka.
Baca juga: Khasiat Lemon Yang Tidak Banyak Orang Tahu, Bisa Memutihkan Kuku Hingga Gigi

Mengganti perilaku: Ketika seseorang merasakan dorongan untuk menggigit kuku, mereka dapat mencoba untuk menjaga tangan mereka tetap sibuk dan menjauh dari mulut mereka dengan melakukan aktivitas lain.
Mengidentifikasi pemicu: Meskipun ini bisa sulit, seseorang mungkin dapat melihat pemicu, seperti kebosanan, stres, atau kecemasan, yang menyebabkan mereka memulai perilaku tersebut. Setelah mereka mengidentifikasi pemicu apa pun, mereka dapat mengambil langkah-langkah untuk menghindarinya.
Mencoba berhenti secara bertahap: Mengambil pendekatan bertahap, seperti memulai dengan tidak menggigit ibu jari dan kemudian pindah ke kuku lainnya, mungkin merupakan strategi yang berhasil.
(TribunHealth.com/Nur)