TRIBUNHEALTH.COM - Disleksia merupakan gangguan berbahasa yang nantinya akan terlihat di kehidupan sehari-hari sehingga menyebabkan kesulitan belajar spesifik.
Sebenarnya karena disleksia merupakan suatu kondisi yang terjadi secara genetik, maka suatu individu sudah mengalami disleksia sebetulnya sejak kecil atau sejak lahir.
Tetapi kapan manifes atau dikenali, tentu pada saat orang mulai membandingkan keterampilan berbahasanya sesuai dengan usianya.
Walaupun sebenarnya proses ini bukan terjadi pada saat usia tersebut tetapi sudah terjadi sejak lahir.
Salah satu faktor seorang anak mengalami disleksia adalah faktor genetik.
Salah satu yang dilakukan pada saat asessment untuk menegakkan diagnosis ialah mencari tahu siapa di antara keluarga yang mengalami kondisi yang sama, dan biasanya pada orangtua yang disleksia sekitar 50 persen anaknya juga mengalami disleksia.

Baca juga: Tidak Ada Sariawan yang Biasa, Begini Penjelasan drg. Erni Marliana Sp.PM., Ph.D.
Untuk mengetahui perbedaan anak disleksia dan anak yang terlambat menulis, tentu harus diketahui terlebih dahulu kapan seorang anak bisa menguasai keterampilan bisa membaca dan menulis.
Umumnya adalah di usia-usia sekolah dasar awal.
Memasuki usia 6-7 tahun sudah mengenal huruf, belajar membaca, dan seterusnya.
Tetapi kalau ditarik ke usia yang lebih muda, biasanya anak-anak dengan disleksia sudah mengalami gangguan yang disebut gangguan bahasa ekspresif.
Pada usia dibawah 3 tahun sudah terlihat dibandingkan anak yang usianya sama dengan dia.
Atau misalkan diukur dengan alat ukur seperti kuisioner-kuisioner yang digunakan, tampak bahwa anak ini memang mengalami keterlambatan aspek keterampilan berbahasa.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Wiyarni Pambudi, Sp.A. Seorang dokter spesialis anak.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)