TRIBUNHEALTH.COM - Tarik benang dan tanam benang ialah sama-sama metode perawatan kulit.
Kedua metode perawatan ini sering dianggap sama, padahal teknik dan bahan yang digunakan sudah berbeda.
Pada metode tarik benang, daya tahannya bisa mencapai 1 tahun lamanya.
Baca juga: Amankah jika Pengguna Kawat Gigi Melakukan Tarik Benang di Bagian Double Chin? Begini Kata Dokter
Namun tingkat kekencangan hanya bertahan 4 sampai 6 bulan saja.
Sedangkan pada tanam benang, kira-kira apakah serupa dengan tarik benang?

Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, dr. Vonny Ovia R, Dipl. CIBTAC memberikan ulasannya.
Berdasarkan pernyataannya, ketahanan tanam benang berbeda dengan tarik benang.
Baca juga: dr. Citra Anggraeny, M. Biomed (AAM) Sebut Eksfoliasi Kulit Wajah Secara Rutin Bisa Mengobati Bopeng
Hal ini dipengaruhi oleh jenis benang yang digunakan.
Pada tanam benang menggunakan benang yang tipis dan halus, maka membuat ketahanannya menjadi lebih sedikit.
"Benang yang tipis dan halus ketahanannannya akan lebih cepat terabsorsi," kata Vonny.

Maka untuk melakukan perawatan ini kembali, pasien biasanya akan dirujuk untuk melakukan metode tanam benang selang 3 bulan setelah ketahanannya habis.
Perbedaan Tarik Benang dan Tanam Benang
Pada tanam benang, benang yang digunakan yakni benang mono.
Benang mono adalah benang yang sangat halus yang cukup dimasukkan saja pada kulit.
Baca juga: dr. Caryn Miranda : Tujuan Treatment Filler untuk Memperbaiki Bentuk Wajah dan Mengatasi Kerutan
Jumlah benang mono yang dimasukkan pada kulit bisa banyak dan berfungsi untuk merangsang pembentukan kolagen.
Sementara pada tarik benang, berfungsi untuk menarik kulit yang kendur.

Biasanya jenis benang yang digunakan lebih tebal dan bergerigi yang berfungsi mengkaitkan benang ke jaringan kulit agar kulit bisa ditarik sesuai arah kendurnya.
Baca juga: Teknik Membersihkan Daki yang Menempel pada Wajah dan Tubuh, Simak dr. Nadia Meutia R, Sp.DV
"Jadi tanam benang dan tarik benang itu berbeda," sambungnya.
Penyebab Kulit Kendur
Kulit kendur biasanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
Titik yang terberat biasanya yang mudah mengalami kulit kendur.

Biasanya ada di daerah tulang pipi atau daerah kulit pipi bawah serta kelopak mata atas.
"Jadi kalau kita lihat orang semakin tua maka kulitnya akan semakin turun, kulit seperti menggantung," ucap Vonny.
Berbeda dengan kulit keriput yang bisa terjadi pada seluruh wajah, salah satunya dahi.
Perbedaan Kulit Kendur dan Keriput
Kulit kendur sering disebut sebagai kulit yang sagging (kulit menurun).
Kondisi kulit kendur ini berbeda dengan kulit keriput.
Baca juga: Benarkah Kulit Berminyak Tidak Mudah Mengakibatkan Keriput? Simak Penjelasan Dokter Berikut
Lantas apa saja perbedaan di antara keduanya?
Vonny membeberkan sejumlah perbedaan kulit kendur dan keriput.
Pada kulit Kendur terjadi karena fungsi elastisitasnya berkurang.

Analoginya seperti balon yang tadinya sudah sempat membesar, lalu pada waktu dikempeskan elastisitasnya akan berkurang.
"Jadi waktu kita tarik-tarik lagi seperti tidak mau balik lagi, kayak kulitnya udah turun atau jatuh," terang Vonny.
Kulit kendur disebabkan oleh faktor usia atau aging. Sehingga ada penurunan massa otot.
Baca juga: Tak Hanya pada Bagian Wajah Saja, Mochi Kolagen Juga Dapat Dilakukan pada Leher dan Tangan
Bila demikian, artinya secara alami setiap orang akan mengalami kulit kendur.
Kulit kendur bukan hanya terjadi pada orang yang menjelang lanjut usia.
Namun juga terjadi pada masyarakat usia muda.

Hal ini sering terjadi pada orang yang sebelumnya gemuk kemudian berat badannya menurun.
Selain itu juga bisa terjadi pada seseorang yang kurus dengan pipi tirus.
Sementara pada kulit keriput, ditandai dengan munculnya garis-garis halus atau kerutan di area wajah.
Baca juga: Berikut Ini Penyebab Kantung Mata Kendur yang Penting untuk Diketahui
Kulit kendur disebabkan oleh faktor usia atau aging. Sehingga ada penurunan massa otot.
Bila demikian, artinya secara alami setiap orang akan mengalami kulit kendur.
Penjelasan dr. Vonny Ovia R, Dipl. CIBTAC ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)