TRIBUNHEALTH.COM - Sejumlah tips dapat mencegah terjadinya radang panggul, termasuk rutin melakukan pemeriksaan infeksi menular seksual.
Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease) merupakan peradangan yang terjadi pada organ reproduksi wanita.
Peradangan ini dapat menyebabkan luka dan bisa memengaruhi rahim, saluran tuba, ovarium, atau kombinasi.
Situs medis Medical News Today (MNT) menjelaskan, sebagian besar kasus radang panggul disebabkan oleh infeksi yang terjadi pada vagina atau leher rahim.
Ketika tak diobati, infeksi tersebut bisa menyebar dan pada akhirnya menyebabkan radang panggul.
"PID biasanya dimulai dengan infeksi yang dimulai di vagina dan menyebar ke leher rahim. Kemudian dapat pindah ke saluran tuba dan ovarium," tulis MNT dilansir TribunHealth.com pada Senin (25/7/2022).
Infeksi yang dimaksud bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, atau parasit.
"Bakteri menular seksual adalah penyebab paling umum dari PID. Chlamydia adalah yang paling umum, diikuti oleh gonore."

Baca juga: Sariawan Berhubungan dengan Hormon Wanita Menjelang dan Sesudah Haid? Ini Kata drg. Erni Marliana
Banyak wanita yang mengalami radang panggul tidak memiliki gejala.
"Jika gejala muncul, mereka dapat bervariasi dari ringan hingga berat."
"Namun, PID yang tidak diobati dapat memiliki konsekuensi serius," peringatan MNT.
Gejala yang mungkin terjadi antara lain:
- rasa sakit, mungkin parah, terutama di daerah panggul
- demam
- kelelahan
- perdarahan atau bercak di antara periode
- haid tidak teratur
- nyeri di punggung bawah dan rektum
- nyeri saat berhubungan seksual
- keputihan yang tidak biasa
- sering buang air kecil
- muntah

Baca juga: Kenali Kondisi Manik yang Dialami Pasien Bipolar, Bedakan dengan Mood Swing saat Jelang Menstruasi
Baca juga: Apakah Pap Smear Bisa Dilakukan Saat Haid? Begini Jawaban dr. Yuniar Sp.OG
Radang panggul bisa menjadi kondisi serius, namun risikonya bisa diminimalkan dengan sejumlah langkah pencegahan.
Langkah yang dimaksud meliputi:
- melakukan pemeriksaan rutin, terutama bagi mereka yang berganti pasangan seks
- memastikan pasangan seksual diuji untuk infeksi dan IMS
- tidak melakukan douching, karena ini meningkatkan risiko
- menggunakan kondom atau tutup serviks dan mempraktikkan seks yang aman
- tidak berhubungan seks terlalu cepat setelah melahirkan atau terminasi atau kehilangan kehamilan
Seks tidak boleh dilanjutkan sampai serviks menutup dengan sempurna.
(TribunHealth.com/Nur)