TRIBUNHEALTH.COM - Terkadang kita menemui seseorang yang merasa cemas ataupun takut ketika berada ditempat umum.
Beberapa alasan orang yang mengalami hal tersebut seperti merasa khawatir dengan penilaian orang lain ataupun merasa tidak diterima dilingkungan tersebut.
Kejadian tersebut bisa menjadi gangguan kecemasan sosial atau dikenal dengan Social Anxiety Disorder.
Social anxiety disorder dapat diartikan sebagai rasa takut akan interaksi sosial yang melibatkan interaksi dengan orang lain.
Gangguan kecemasan sosial ditandai dengan adanya kecemasan saat berada dalam situasi sosial, dimana ada kekhawatiran dinilai negatif, dikritik, atau bahkan ditolak.
Baca juga: Waspada, Hemofilia Merupakan Penyakit yang dapat Menimbulkan Banyak Komplikasi
Selain itu, adanya perilaku penghindaran jauh sebelum berhadapan dengan situasi sosial, seseorang tersebut sudah menghindar bahkan mengkhawatirkannya.
Namun untuk membedakan apakah kejadian tersebut termasuk kecemasan sosial biasa adala ketika kecemasan tersebut sudah berlangsung lama didalam kriteria diagnosis dikatakan minimal 6 bulan dan tergolong sudah sangat mengganggu.
Artinya menganggu performance kerja, bahkan mengganggu kehidupan sehari-hari.
dr. Sylvana mengatakan jika gangguan kecemasaan ini terjadi pada remaja akan mengganggu sekolah dan pendidikannya.
Dari penelitian-penelitian dinyatakan bahwa tren gangguan kecemasan sosial ini bisa dimulai dari usia muda atau usia produktif.
Baca juga: dr. Asih : Penurunan Hormon Esterogen Pasca Menopause Penyebab Turun Peranakan Paling Banyak.
Secara gender atau jenis kelamin, laki-laki dan perempuan bisa saja mengalami gangguan kecemasan sosial.
Faktor resiko dari social anxiety disorder, misalnya secara biologic seseorang tersebut sudah mempunyai orangtua atau sekandung yang memiliki riwayat kecemasan, kemudian ia memiliki tempramen.
Artinya seseorang tersebut memiliki karakter mudah merasa cemas, kemudian dikombinasikan dengan faktor-faktor resiko lainnya seperti culture.
Mungkin terdapat beberapa budaya yang kita ketahui lebih mendorong kita merasa malu-malu.
Faktor lain mungkin dari parenting atau cara pengasuhan orangtua.
dr. Sylvyana menyampaikan bahwa seseorang yang mengalami social anxiety disorder dilihat dari faktor biologis, psycosocial dan faktor lingkungan.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Sylvana Evawani, SP.KJ. Seorang dokter spesialis kedokteran jiwa. Kamis (27/8/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)