Breaking News:

dr. Asih : Penurunan Hormon Esterogen Pasca Menopause Penyebab Turun Peranakan Paling Banyak.

Turun peranakan merupakan hal yang paling ditakuti wanita. Pasalnya turun peranakan ini bisa terjadi setelah melahirkan ataupun di usia senja.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ekarista Rahmawati
health.grid.id
ilustrasi wanita pasca menopause 

TRIBUNHEALTH.COM - Kebanyakan faktor penyebab turun peranakan adalah kehamilan dengan usia.

Kebanyakan wanita yang turun peranakan sudah berusia lanjut dan terkadang karena malu sehingga takut untuk memeriksakan diri ke dokter.

Banyak yang beranggapan bahwa turun peranakan harus dioperasi, padahal tidak seperti itu.

Ketika pasien memeriksakan diri ke dokter, maka dokter melakukan anamesis atau wawancara tentang keluhan yang dirasakan.

Setelah itu dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.

Tujuan dari pemeriksaan fisik tersebut adalah untuk menentukan stadiumnya.

ilustrasi wanita pasca menopause
ilustrasi wanita pasca menopause (health.grid.id)

Baca juga: Rutin Menggunakan Skincare Merupakan Kunci Kulit Sehat dan Glowing

Untuk mengatahui stadium turun peranakan, dilakukan Pielografi intravena (IVP) atau foto rontgent dengan bantuan cairan kontras, dengan tujuan mendeteksi penyumbatan saluran kemih.

Orang yang terlalu gendut atau obesitas menjadi salah satu faktor resiko mengalami turun peranakan.

Tak hanya obesitas saja, keniasaan merokok, penyakit paru kronis yang menyebabkan terlalu sering batuk-batuk juga menjadi faktor resiko terjadinya turun peranakan.

Kondisi turun peranakan ini rentan dialami perempuan pasca menopause.

2 dari 3 halaman

Secara fisiologis dapat diketahui bahwa wanita akan mengalami menopause.

Menopause terjadi karena adanya penurunan hormon esterogen, sehingga ligamen atau penyangga pada wanita akan kendor.

Baca juga: Orangtua Perlu Menyadari Pentingnya Memperkenalkan Anak dengan Dokter Gigi Sejak Dini

dr. Asih mengatakan bahwa penurunan hormon esterogen pasca menopause merupakan penyebab turun peranakan paling banyak.

Turun peranakan pada wanita pasca melahirkan dikarenaka mengedan, sehingga organ dasar panggul mengendor.

Apalagi melahirkan bayi yang berukuran besar dan mengedan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan otot panggul rusak.

dr. Asih menyampaikan bahwa harus menghindari faktor-faktor mengedan lebih dari 2 jam saat kehamilan anak pertama.

Apabila kelahiran anak multigrafida disarankan mengedan maksimal selama 1 jam karena akan berefek jangka panjang.

Baca juga: dr. Kurniawan Soebagio, Sp.KK. Paparkan Permasalahan Kulit dan Cara Merawatnya

Efek jangka panjang dari mengedan yang terlalu lama adalah turun peranakan saat memasuki usia lanjut.

Sering melahirkan bayi yang berukuran besar sampai 4kg, maka otot-otot panggul akan rusak.

Faktor pengguntingan jalan lahir agar bayi bisa lahir juga bisa menjad penyebab kerusakan otot dasar panggul.

3 dari 3 halaman

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews.com bersama dengan dr. Asih Anggraeni, Sp.OG. Seorang dokter spesialis obstetri & ginekologi (Konsultan uroginekologi dan rekonstruksi dari RS Nirmala Suri Sukoharjo). Sabtu (25/12/2021)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comTurun Peranakanperanakan turunPenyebab turun peranakanTurun Rahimdr. Asih Anggraeni Sp. OG (K)
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved