TRIBUNHEALTH.COM - Sistem saraf adalah struktur yang terdiri dari komponen-komponen sel saraf atau neuron.
Jaringan saraf berfungsi untuk mengirimkan sinyal atau impuls dari dan ke otak dari setiap kegiatan pada tubuh baik kegiatan yang disadari ataupun kegiatan yang tidak disadari.
Misalnya kegiatan yang disadari antara lain fungsi saraf mengatur seseorang bergerak, merasakan nyeri, menelan, mendengar, dan melihat.
Sementara untuk contoh yang tidak disadari seperti bernafas, ingatan, dentak jantung, gerakan usus saat mencerna makanan, dimana hal ini memerlukan sistem saraf.
Pernyataan ini disampaikan oleh dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews program Healthy Talk edisi 05 Februari 2022.
Baca juga: drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati: Adanya Sariawan Bisa Menimbulkan Keluhan-keluhan Fisik
Gangguan saraf yang seringkali dialami oleh setiap orang adalah saraf kejepit.
Saraf kejepit sebenarnya adalah hal yang masih umum.

Baca juga: Keluhan Wanita yang Sulit Menahan Kencing Bisa Diatasi dengan Treatment Vagina Tightening
Dalam dunia kedokteran, saraf kejepit biasa disebut hernia pulposus (HNP) atau herniated disc.
Secara umum terjadinya saraf kejepit bisa disebabkan oleh berbagai hal.
Dokter Spesialis Neurologi, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N mengatakan jika membahas mengenai saraf kejepit terdapat banyak sekali bagian.
Untuk menambah informasi, saraf kejepit bisa terjadi pada tulang belakang maupun di area leher bagian bawah.
Kendati demikian, secara umum saraf kejepit bisa mengenai di beberapa tempat, bisa di saraf tulang belakang ataupun di saraf tepi.
Berdasarkan penjelasan Dokter Spesialis Neurologi, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N saraf kejepit bisa terjadi di leher, punggung atas, maupun daerah punggung bawah.
"Tapi sebenarnya saraf kejepit secara keseluruhan bisa terjadi di tangan maupun saraf kaki," ucap Dokter Spesialis Neurologi, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N.
Meski begitu, saraf kejepit yang seringkali dialami oleh pasien saat melakukan pemeriksaan biasanya terjadi di daerah leher, punggung atas maupun punggung bawah yang pada intinya mengenai sumsum tulang belakang dimana dalam istilah medis seringkali disebut spinal cord atau medula spinalis.
Baca juga: Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melakukan Infus Whitening Menurut dr. Satya Perdana

Baca juga: dr. Irma: Pasien yang Melakukan Treatment Vagina Tightening Pasti Sudah Pernah Berhubungan Seksual
Secara umum, saraf kejepit yang sering terjadi di area punggung biasanya disebabkan oleh trauma.
Trauma bisa terjadi akibat kecelakaan, terjatuh, terduduk, atau mungkin mengalami insiden terpukul di daerah sekitar leher.
Penyebab lain terjadinya saraf kejepit bisa disebabkan akibat aktivitas sehari-hari yang salah atau tidak tepat.
Sebagai contoh seperti seseorang duduk terlalu lama, sering mengangkat beban, memiliki pekerjaan yang berat, olahraga terlalu berat dimana sering melakukan olahraga yang banyak mengangkat beban.
Tak hanya itu saja, seseorang yang bekerja sebagai sopir berisiko mengalami saraf kejepit akibat duduk terlalu lama dan terdapat getaran.
Dokter Spesialis Neurologi, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N menambahkan jika olahraga yang tidak teratur ternyata bisa menyebabkan saraf kejepit.
"Jadi kita jatang olahraga, tapi sekalinya olahraga itu berat, latihan berat dalam waktu yang lama," tutur Dokter Spesialis Neurologi, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N.
Perlu diketahui jika terdapat faktor penunjang terjadinya saraf kejepit seperti merokok dan minum alkohol.
Dokter menjelaskan jika hal ini menunjang terjadinya saraf kejepit karena apabila seseorang merokok atau minum alkohol akan mengganggu kemampuan dari discus vertebrae untuk menyerap nutrien dari dalam darah.
Sehingga bisa menyebabkan mudahnya terjadi pengapuran dimana dalam kondisi lanjut menyebabkan saraf kejepit.
Baca juga: Masalah Gigi Berwarna yang Tidak Dapat Diatasi dengan Bleaching, Sangat Disarankan untuk Veneer

Selain itu, saraf kejepit juga bisa disebabkan oleh penyakit-penyakit yang menyerang tulang belakang seperti adanya tumor atau infeksi dimana bisa menyebabkan gangguan pada saraf.
Kondisi ini terjadi karena pendesakan tumor di area tulang belakang berisiko terjadinya saraf kejepit.
Baca juga: Pendaki yang Memiliki Riwayat Penyakit Paru Perlu Berkonsultasi dengan Dokter sebelum Mendaki
Penjelasan Dokter Spesialis Neurologi, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews program Healthy Talk edisi 05 Februari 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.