TRIBUNHEALTH.COM - Varises sebenarnya ialah suatu kelainan atau kerusakan pada katup-katup pembuluh darah balik atau vena yang membawa darah kotor dari kaki kembali ke jantung untuk dibersihkan.
Katup pembuluh darah balik pada vena bersifat satu arah, sehingga ketika darah naik tidak akan bisa turun ke bawah karena ditahan oleh katup tersebut.
Tetapi suatu saat katup pembuluh darah balik atau vena tersebut mengalami kerusakan, kondisi katup tidak bisa satu arah lagi tetapi sudah bolak-balik.
Sehingga darah yang harusnya naik dan tidak bisa turun, dikarenakan katup bisa mengalami penurunan kembali akhirnya darah sebagian turun.
Kejadian tersebutlah yang menimbulkan adanya keluhan-keluhan mulai dari ringan, misalnya rasa pegal, pembuluh darah halus seperti jaring laba-laba mulai terlihat.

Baca juga: Cara Atasi Gatal Akibat Keputihan, Simak Anjuran dr. Rahmilasari Mujitaba, Sp.DV
Gejala lain ketika mengalami varises ialah pembuluh darah yang berbentuk jaring laba-laba mengalami kebiruan.
Timbulnya varises dipengaruhi oleh berbagai macam misalnya hormon, keturunan, pekerjaan, berdiri terus menerus, berat badan berlebih.
Secara teori varises yang dipengaruhi hormonal ini lebih banyak dialami oleh perempuan daripada laki-laki.
Faktor resiko spesifik penyebab dari varises sampai sekarang masih belum diketahui.
Penggunaan high heels sebenarnya merupakan salah satu yang membebani dari kaki atau betis dan menyebabkan tekanan.
Perlu disadari bahwa penggunaan high heels termasuk salah satu faktor resiko dari varises.
Baca juga: Atasi Kulit Kusam, Berjerawat hingga Berkomedo dengan Berbagai Perawatan Kecantikan Berikut Ini
Tetapi penggunaan high heels bukan faktor resiko tunggal, dan bukan berarti sering menggunakan high heels sehingga menyebabkan varises.
Buktinya wanita yang sering menggunakan high heels tidak mengalami varises, tetapi ada komunikasi dengan faktor-faktor resiko yang lain.
Beberapa gejala awal atau gejala ringan dari varises yang sering dikeluhkan antaralain seperti kram, betis terasa pegal, dan mulai muncul pembuluh halus berkelok-kelok.
Selain itu, pasien akan mengeluhkan sering mengalami pembengkakan, ketika pasien tiduran bengkak tersebut kempes dan saat berjalan akan bengkak kembali.
Tahap berikut yang lebuh parah, akhirnya setelah bengkak warna kulit kaki menjadi berubah lebih gelap dari warna kaki sebelah.
Baca juga: drg. Anastasia Beberkan Kondisi Gigi yang Memerlukan Ekstraksi Maupun Perawatan Saluran Akar
Saat warna kulit kaki mengalami perubahan disertai dengan kulit bersisik dan akhirnya pecah mulai keluar darah, luka kecil, semakin lama luka akan semakin melebar.
Setelah luka semakin melebar, kemudia keluar cairan yang kadang disertai nanah jika sudah tersinfeksi.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Jabar bersama dengan dr. Londung Brisman Sitorus, Sp.B.SubBVE. Seorang dokter spesialis bedah konsultan bedah vaskular dan endovaskular. Rabu (2/3/2022)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)