Breaking News:

Aturan Penting Saat Menatap Layar Komputer dan Gadget untuk Menghindari Keluhan Mata Lelah

Gadget dan laptop sudah menjadi media dalam berkomunikasi, bekerja, maupun belajar. Menatap layar secara terus menerus dapat menimbulkan keluhan.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
infokomputer.grid.id
ilustrasi aturan jarak pandang layar 

TRIBUNHEALTH.COM - Penggunaan handphone, laptop, komputer secara terus menerus ditakutkan dapat menimbulkan keluhan pada mata.

Salah satu yang dikhawatirkan dokter akibat penggunaan gadget secara terus menerus adalah timbul minus.

Penggunaan handphone dan komputer memiliki jarak yang sudah ditentukan sehingga harus diatur minimal 40cm.

Kemudian pencahayaan ruangan harus cukup dan cahaya dalam handphone atau komputer juga harus cukup.

Cahaya tersebut tidak boleh terlalu terang atau terlalu redup.

Persatuan Ikatan Dokter Indonesia, sudah memiliki ada aturan perihal jarak didepan elektronik digital.

Penggunaan smartphone yang terlalu sering akan menimbulkan keluhan mata lelah.

ilustrasi aturan jarak pandang layar
ilustrasi aturan jarak pandang layar (infokomputer.grid.id)

Baca juga: Konsumsi Mangga Baik untuk Pencernaan, Kaya Amilase yang Pecah Karbohidrat jadi Gula Kompleks

Keluhan yang akan muncul adalah mata lelah, kumpulan atau sindrom dari penggunaan komputer dan smartphone, istilahnya ialah Computer vision syndrome.

Dokter akan memantau Computer vision syndrom tersebut.

Dikarenakan sering menatap layar, sebaiknya sering berkedip agar tidak timbul sindrom atau mata lelah dan mata kering.

2 dari 3 halaman

Ada fenomena penggunaan smartphone yang memancarkan sinar biru.

Pada smartphone radiasi yang digunakan ialah elektro magentik.

Sebenarnya paparan radiasi dari smartphone tergolong kecil sekali.

Dikatakan bahwa antiradiasi berfungsi untuk menahan atau memantulkan sinar biru agar tidak tertangkap oleh mata.

Baca juga: Mengenal Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Kelumpuhan pada Wajah, Ada yang Bisa Sembuh Sendiri

Namun saat ini, hal tersebut masih kontroversi dikarenakan paparan sinar radiasi yang sangat kecil.

Tujuan dari kacamata antiradiasi sebenarnya memantulkan sinar biru agar tidak silau.

Sampai saat ini dari bagian dokter mata maupun dari asosiasi perhimpunan dokter spesialis mata tidak meyarankan penggunaan antiradiasi untuk mengobati atau mencegah.

Tetapi untuk anti silau cahaya yang dipancarkan oleh smartphone atau komputer, tidak menjadi masalah.

Antiradiasi bisa mengurangi resiko terjadinya mata minus atau mata lelah akibat dari sinar biru.

Antiradiasi yang beredar belum di acc oleh WHO.

Baca juga: Kenali Masalah yang Dapat Mengganggu Kesehatan Gigi dan Rongga Mulut Akibat Bad Habbit

3 dari 3 halaman

Penggunaan antiradiasi merefleksikan tau memantulkan cahaya biru agar tidak masuk ke mata.

Namun hal tersebut belum terbukti secara klinis bisa mengurangi mata minus.

Karena mata minus terjadi akibat bola mata yang terlalu panjang atau karena kelengkukngan selaput bening mata (kornea).

Selain itu bisa saja karena kelengkungan lensa mata, bahkan indeks bias.

Indeks bias yakni terdapat cairan pada bola mata yang bisa membuat indeks bias meningkat atau menurun.

Terjadinya indeks bias akan berpengaruh pada penglihatan pasien diabetes melitus atau kencing manis.

Ini disampaikan pada channel youTube Tribun Lampung, bersama dengan dr. Rani Himayani Sp.M. Seorang dokter spesialis mata. Rabu (22/7/2020)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comKesehatan MataGadgetComputer Vision SyndromeSmartphone Xiaomi 13 Xiaomi 12T Realme 10
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved