Breaking News:

Hinga Usia Berapa Anak Boleh Menghisap Jempol? Ini Kata drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati

Berikut ini simak penjelasan dokter mengenai kebiasaan menghisap jempol pada anak

Pixabay
Ilustrasi-simak penjelasan dokter mengenai kebiasaan menghisap jempol pada anak 

TRIBUNHEALTH.COM - Banyak anak kecil yang memiliki kebiasaan menghisap jempol.

Kebiasaan ini rasanya memberikan kenyamanan tersendiri bagi sang anak tersebut.

Tak jarang kebiasaan menghisap jempol bahkan terus berlanjut hingga dewasa.

Baca juga: Penyebab Sikat Gigi Terlalu Keras Rentan Sebabkan Sariawan, Ini Penjelasan drg. Erni Marliana Sp.PM

Namun sebenarnya, hingga usia berapa anak boleh menghisap jempol?

Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunnews, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati memberikan ulasannya.

Menurut penuturan Anastasia, toleransi maksimal anak boleh menghisap jempol adalah 2 hingga 3 tahun.

Ilustrasi menghisap jempol pada anak laki-laki
Ilustrasi menghisap jempol pada anak laki-laki (nakita.grid.id)

Karena kebutuhan menghisap yang idealnya dipenuhi dengan mengonsumsi ASI dari sang ibu secara langsung, juga berkisar 2 hingga 3 tahun.

Bila melebihi usia tersebut, anak masih menghisap jempol maka perlu diberikan upaya pengalihan.

Baca juga: Sering Sariawan setiap Bulan, Apakah Tanda Penyakit Serius? Ini Kata drg. Erni Marliana, Sp. PM.

Di antaranya:

1. Mengalihkan tangan ke belakang

2 dari 4 halaman

Salah satunya jika anak mulai ingin menghisap, tangan anak bisa diarahkan ke belakang.

Sembari ibu mengusap kepala sang anak.

Ilustrasi ibu dan bayi
Ibu dan bayi (kompas.com)

"Jadi sambil dipeluk di dada bundanya dan diputerin lagu. Supaya tidak melakukan itu lagi," ucap Anastasia.

2. Penuhi kebutuhan bayi

Sebisa mungkin memberikan kebutuhan sang buah hati.

Yaitu dengan memberikan ASI langsung melalui payudara, bayi didekap, dan disayang.

Baca juga: Apakah Posisi Tidur Sebabkan Rahang Tak Selaras? Begini Jawaban Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut

Dengan begitu, anak bisa tumbuh dan berkembang dengan pribadi yang lebih baik.

3. Beri susu botol dengan cara mendekap

ilustrasi anak sedang minum susu pada botol
ilustrasi anak sedang minum susu pada botol (Kompas.com)

Bila terpaksa menggunakan sarana lain seperti botol, maka berikan susu dengan mendekap sang anak.

"Agar kebutuhan si kecil untuk didekap tetap bisa diperoleh buah hati kita meskipun ada yang kurang," imbuh Anastasia.

3 dari 4 halaman

4. Selektif memilih botol

Lalu pilih dot dengan bahan yang selembut mungkin. Pastikan material yang digunakan aman untuk bayi.

Baca juga: Berhenti Beri ASI melalui Botol pada Anak, Dokter Ingatkan Risiko Karies Gigi

5. Beri mainan dan makanan

Apabila si kecil sudah kenyang namun masih suka memegang jempol untuk dihisap, maka bisa digantikan dengan pemberian teether.

Bisa memilih teether yang lucu dan berwarna.

Ilustrasi bayi sedang bermain
Ilustrasi bayi sedang bermain (health.kompas.com)

Disamping itu juga bisa memberikan buah-buahan yang bisa digigit oleh anak.

Jika si kecil sudah belajar mengonsumsi makanan tambahan selain ASI, maka bisa diberikan makanan dengan tekstur yang lebih keras.

Baca juga: Penyebab Bayi Lahir Sudah Tumbuh Gigi, drg. Wiwik Elnangti Wijaya, Sp. KGA Ungkap Cara Penanganannya

Seperti biskuit yang mudah langsung lumer di rongga mulut si keci.

Kebiasaan menghisap jempol yang terus berlanjut pada anak hingga besar perlu segera dihentikan dengan perlahan. Orangtua tidak boleh memarahi anak.

Penyebab Kebiasaan Menghisap Jempol hingga Besar

4 dari 4 halaman

Berdasarkan penuturan Anastasia, bila kebiasaan menghisap melebihi usia 3 tahun, hal itu dipicu oleh kebutuhan perkembangan si kecil ada yang kurang.

Artinya kedekatan psikologis dengan sang ibu serta asupan nutrisi dari ibu tidak didapatkan.

Ilustrasi anak menghisap jempol
Ilustrasi anak menghisap jempol (Kompas.com)

"Sehingga kebutuhan itu seperti "PR besar" bagi insan tersebut, hingga masa tuanya," ujar Anastasia.

Hal ini serupa dengan suatu penelitian mengenai penyebab kebiasaan merokok yang sulit dihentikan.

Setelah ditelusuri, kebiasaan tersebut sukar berhenti lantaran periode menghisap tidak tuntas didapatkan.

Baca juga: Kebiasaan Merokok Bisa Memicu Beberapa Masalah Kesehatan, Salah Satunya Kanker Rongga Mulut

"Mungkin dilarang atau diganti dengan material lain yang tidak nyaman baginya."

"Sehingga di kemudian hari itu terbawa," imbuh Anastasia.

Oleh karena itu, ibu harus bisa mencukupi kebutuhan menghisap si kecil.

Risiko Kebiasaan Menghisap Jempol

Kebiasaan menghisap jempol sering dianggap normal, padahal kebiasaan ini bisa membuat masalah pada rongga mulut.

Kebiasaan menghisap jempol bisa membuat area rongga mulut terbentuk suatu anomali.

Ilustrasi dokter gigi menjelaskan gangguan pada rongga mulut
Ilustrasi dokter gigi menjelaskan gangguan pada rongga mulut (Pexels.com)

Anomali ini menyebabkan palatum atau langit-langit akan tercetak persis jari si kecil.

Lalu membuat rahang atas menjadi cekung. Hal ini berimbas pada hasil suara bicara anak menjadi terdengar sengau.

Kemudian gigi geligi pada rahang atas dan bawah akan maju kedepan.

Baca juga: Berbeda dengan Kawat Gigi, Invisalign Tidak Digunakan untuk Gigi Gingsul yang Berlebihan

Selain risiko fisik, kebiasaan menghisap jempol akan cenderung membuat anak menjadi lebih rewel.

Karena merasa kebutuhannya kurang terpenuhi.

"Tentu saja ini tidak ideal, sehingga bila ada yang menyebut bahwa menghisap jempol adalah fase yang baik, tentu saya tidak sependapat," ucap Anastasia.

Baca juga: Saat Berpuasa Bau Mulut Wajar Terjadi, Dokter Gigi: Hal Ini Terjadi Karena Rongga Mulut Kering

Penjelasan drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunnews Jumat (26/11/2021).

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.commenghisap jempoldrg. Anastasia Ririendrg. R. Ngt. Anastasia Ririenperawatan gigiKesehatan gigi
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved