TRIBUNHEALTH.COM - Kesuburan adalah suatu indikator pada kemampuan seseorang untuk dapat memimiliki anak.
Karena itu, banyak orang yang berusa untuk meningkatkan kesuburannya.
Terutama pada pasangan yang akan atau baru saja menikah.
Baca juga: Apa Benar Pria yang Menderita Hernia Menjadi Tidak Subur? Begini Tanggapan dr. Andreas Cahyo Nugroho
Namun diketahui, usia kesuburan pada seorang wanita akan mengalami penurunan.
Hal ini pun dibenarkan oleh Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Dinda Derdameisya.

Ia menyebut usia kesuburan pada seorang wanita menurun pada usia 37 tahun.
Hal ini bisa dilihat dari kualitas sel telur.
Baca juga: Mengenal Egg Freezing yang Dilakukan Luna Maya, Sel Telur Dibekukan agar Bisa Hamil di Masa Depan
"Secara penelitian menyebutkan 37 tahun kualitas sel telur sudah mulai turun," ungkapnya ilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
Berbeda dengan laki-laki yang tidak memiliki batas usia kesuburan.

Oleh karena itu jika ingin memiliki anak, sebaiknya saat kualitas sel telur dalam kondisi yang sangat bagus. Yaitu sebelum 37 tahun.
Namun bukan berarti setelah usia 37 tahun seorang perempuan akan sulit hamil.
Baca juga: Benarkah Wanita pada Usia Subur Rentan Alami Miom atau Fibroid Rahim? Begini Ulasan dr. Binsar
"Jadi kita harus tahu kualitas sel telur, nanti akan menentukan kualitas si embrio atau janin," sambung Dinda.
Mengenal Infertilitas
Infertilitas merupakan suatu kondisi ketidakmampuan pasangan usia subur untuk hamil atau mempertahankan kehamilannya.
Kondisi ini terjadi apabila setelah 1 tahun mencoba bersenggama secara teratur. Meskipun tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Baca juga: dr. Fita Maulina Ungkap Fakta dan Mitos Seputar Alat Kontrasepsi, Betulkah Spiral Lebih Efektif?

Infertilitas bisa terjadi pada perempuan maupun laki-laki dengan persentase yang sama. Yaitu sama-sama 50 %.
Umumnya laki-laki yang mengalami infertilitas disebabkan oleh ketidaksuburan pada sperma.
Penyebab Sulit Hamil setelah Memiliki Anak
Memiliki buah hati merupakan dambaan bagi mayoritas pasangan setelah menikah.
Seringkali pasangan suami itri memiliki keinginan untuk memiliki anak lebih dari satu.

Namun sayangnya, tak jarang hal tersebut sulit untuk terwujud.
Dinda menyebut hal ini sebagai kondisi Infertilitas sekunder.
Untuk memastikan kondisi ini, Dinda menyebut, pemeriksaan akan sama dilakukan dengan pemeriksaan pada penderita Infertilitas primer.
Baca juga: Berbagai Organisasi Kesehatan Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Pengaruhi Pubertas dan Kesuburan Anak
"Kita lihat dulu indung telurnya bagaimana, mungkin dulu tidak ada kista sekarang ada, adakah sumbatan atau tidak," papar Dinda.
Namun dari sejumlah kondisi yang bisa terjadi, keadaan Infertilitas sekunder lebih banyak disebabkan oleh gangguan hormon.

Baca juga: Benarkah Ukuran Penis Berpengaruh terhadap Kualitas Sperma? Begini Tanggapan dr. Rahmawati Thamrin
Rata-rata masalah hormon ini terjadi setelah memiliki anak.
"Jadi dulu belum ada gangguan hormonnya, tapi setelah memiliki anak muncul," tandasnya.
Penjelasan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Dinda Derdameisya ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, Sabtu (27/3/2021).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)