TRIBUNHEALTH.COM - Demam berdarah adalah salah satu penyakit yang mematikan.
Hal ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk jenis ini sangat mudah berkembang diwilayah tropis dan subtropis.
Demam berdarah dengue yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Aedes aegypti bahkan kerap menjadi penyakit yang masuk dalam kategori kejadian luar biasa di beberapa daerah di Indonesia.
Penderita demam berdarah bisa dari berbagai kalangan usia, namun lebih rentan terjadi pada anak-anak, usia lanjut dan seseorang yang memiliki daya tahan tubuh rendah.
Baca juga: Profil drg. Wiwik Elnangti Wijaya, Sp.KGA. yang Bekerja di RSUD Salewangang, Maros, Sulawesi Selatan
Gejala demam berdara dengue yang perlu diketahui:
- Demam tinggi hingga 40 derajat celcius
- Sakit kepala
- Nyeri otot, tuang, sendi
- Mual dan muntah
- Sakit dibagian belakang mata
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Bintik merah pada kulit
Demam berdarah berjalan melalui 3 fase, yakni:
- Fase pertama, fase demam terjadi selama 3-4 hari pertama.
- Kedua, fase kritisnya dimulai hari 4-5, dan ketiga fase pemulihan.
Baca juga: Treatment Hifu, Perawatan untuk Mengencangkan Kulit Wajah yang di Ulas oleh dr. Suzana Oswarie
Pasien perlu dirawat kalau dia masuk di saat fase kritis dan hematokrit mulai naik, berarti pasien membutuhkan cairan yang artinya perlu rawat inap.
Atau pasien di hari 1-3 merasa mual hebat, tidak bisa makan dan minum maka akan dirawat dengan indikasi untuk memenuhi kebutuhan cairan yang tidak dapat diasup karena pasien mual muntah hebat.
Pasien dengan penyakit-penyakit penyerta yang berat atau penyakit penyerta yang menyulitkan untuk mengatur cairan.
Contohnya pasien gagal ginjal dan gagal jantung, di satu sisi ia harus membatasi cairan.
Seiring berjalannya waktu, hari ke 4 sampai hari ke 7 trombosit akan turun sampai titik yang paling rendah, kemudian secara otomatis akan naik sendiri.
Baca juga: Hari Disabilitas Internasional, IDGAI Gelar Pemeriksaan Gigi dan Mulut pada Anak Down Syndrom
Yang perlu dilakukan adalah selama fase krisis tersebut memantau asupan cairan pasien dalam keadaan cukup, supaya darah tidak menjadi lebih kental.
Di hari akhir akan diturunkan pemberian cairannya sampai pasien menjalani pemulihan, trombosit akan naik.
Dan dalam waktu biasanya 2-3 minggu berikutnya sudah bisa pulih dan beraktifitas seperti biasa kalau tidak ada komplikasi yang menyertai.
Apabila gejala DBD sudah mulai dirasa, diharapkan tidak menganggap sepele gejala ini.
Karena pada umunya kasus DBD dapat menyebabkan kematian apabila terlambat ditangani.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dr. Robert Sinto, Sp.PD. Seorang dokter spesialis penyakit dalam. Kamis (29/4/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)