Breaking News:

Selama Pandemi Kita Harus dalam Kondisi Sehat dan Bugar, Simak Tips Ahli Gizi Rita Ramayulis

Menurut Rita Ramayulis bugar merupakan suatu kondisi di atas sehat dimana kita mempunyai kemampuan lebih dalam kinerja organ.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Ekarista Rahmawati
manado.tribunnews.com
Ilustrasi tubuh sehat dan bugar, simak ulasan Rita Ramayulis 

TRIBUNHEALTH.COM - Mengingat masih berada di tengah pandemi COVID-19, maka kita harus tetap menjaga daya tahan tubuh dan kesehatan diri.

Pemerintah menyarankan untuk tetap patuhi protokol kesehatan dan melakukan 3M.

Yakni mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker.

Kita juga harus menjaga kesehatan dengan asupan gizi yang cukup.

Baca juga: dr. Haidar Zain: Irama Jantung yang Tidak Normal Bisa Menyebabkan Seseorang Mengalami Henti Jantung

Selama pandemi, sehat saja ternyata tidak cukup.

Kita harus berada dalam kondisi sehat dan bugar.

Ilustrasi konsumsi makanan yang sehat selama pandemi
Ilustrasi konsumsi makanan yang sehat selama pandemi (biz.kompas.com)

Hal ini disampaikan oleh Ahli Gizi, Rita Ramayulis yang dilansir Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Bincang Kita.

Bugar merupakan suatu kondisi diatas sehat dimana kita mempunyai kemampuan lebih dalam kinerja organ.

Organ dalam tubuh mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan baik.

Untuk itu diperlukan pengaturan pola makan.

Baca juga: drg. Ngt. Anastasia Ririen: Gigi Penderita Diebetes Melitus Mudah Terlepas Sendiri, Ini Alasannya

2 dari 3 halaman

Kita ketahui jika energi didapatkan dari makanan.

Itulah mengapa kita perlu memperhatikan pola makan agar makanan bisa menjaga kesinambungan energi dna dapat tetap beraktivitas di tengah pandemi.

Energi berasal dari 3 zat gizi utama, yakni karbohirat, protein, dan lemak.

Ilustrasi telur ayam yang mengandung tinggi protein
Ilustrasi telur ayam yang mengandung tinggi protein (jogja.tribunnews.com)

Apabila dikaitkan dengan sistem imunitas di masa pandemi, maka dari ketiga zat gizi utama protein lah yang harus benar-benar di perhatikan.

Sebelum pandemi kebutuhan protein kita sekitar 1 gr/kg berat badan.

Namun selama pandemi seperti saat ini kebutuhan protein harus ditingkatkan lebih banyak dari sebelumnya.

Rita mengatakan jika protein identik dengan lemak.

Sementara lemak berlebih justru akan menurunkan imunitas.

Baca juga: dr. G. Iranita Dyantika Paparkan Gejala Awal Terjadinya Gangguan Jantung, Ketahui Penjelasannya

Terutama jika jenisnya adalah lemak tidak jenuh.

Kita harus memilih protein yang lemaknya tidak tinggi dan jenisnya tidak jenuh yang berlebihan.

3 dari 3 halaman

Di dalam suatu protein selalu mengandung lemak jenuh dan lemak tidak jenuh.

Namun kita perlu mencari yang dominan lemak tidak jenuh.

Ilustrasi tempe tanpa digoreng yang mengandung protein
Ilustrasi tempe tanpa digoreng yang mengandung protein (Tribun-travel)

Ada banyak sekali makanan yang mengandung protein dengan lemak tidak jenuh.

Kita bisa memilih ayam tanpa kulit.

Hal ini karena kulit mjengandung lemak jenuh, sehingga harus dibuang.

Baca juga: Saliva Penderita Diabetes Mengandung Glukosa, drg. Anastasia: Menjadi Sumber Makanan Mikroorganisme

Tempe juga mengandung protein asalkan tidak diolah dengan cara penggorengan.

Selain itu protein juga terdapat pada telur, ikan, dan susu.

Penjelasan Ahli Gizi, Rita Ramayulis yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Bincang Kita edisi 29 Desember 2020.

(Tribunhealth.com/Dhiyanti)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comPandemi Covid-19Daya tahan tubuhMakanan SehatproteinRita Ramayulis
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved