TRIBUNHELATH.COM - Stroke merupakan kondisi yang terjadi ketika aliran darah menuju otak terganggu atau berkurang diakibatkan oleh penyumbatan (stroke iskemik) bahkan pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Kondisi ini menyebabkan bagian-bagian ubuh yang dikendalikan otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.
Stroke adalah suatu penyakit yang sebetulnya bisa dicegah.
Tetapi yang berbaya ialah aneurisma.
Aneurisma hanya beberapa persen saja didunia ini.
Tapi tentu saja kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes, dan pengentalan darah adalah hal yang bisa dicegah.
Bahkan aneurisma bisa dicegah sejak dini.
Baca juga: Apakah Penyakit Kencing Manis dan Diabetes itu Sama? Berikut Penjelasan dr. Mustopa Sp.PD
Banyak yang mengatakan bahwa stroke hanya dialami pada usia senja.
Faktanya, banyak usia yang mengalami stroke semakin bergeser.
Usia muda dan menjadi perokok berat bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya stroke.
Meskipun rajin olahraga dan mengonsumsi makanan sehat, tetapi merokok sudah merupakan faktor resiko yang cukup mengerikan bagi orang beresiko tekena stroke.
Tidak bisa dikatakan bahwa stroke adalah penyakit keturunan.
Faktanya ialah, karena kita sudah mengetahui maka kita bisa sangat mencegah terjadinya faktor resiko stroke.
Baca juga: drg. Ummi Kalsum, MH.Kes.,Sp.KG: Balita Bisa Menggunakan Sikat Gigi tapi Harus Dibantu
Dengan kata lain bahwa, yang disebut sebagai Gerakan masyarakat hidup sehat (germas) jika dijalankan dengan serius dan cermat maka angka stroke bisa menurun.
Sebetulnya stroke adalah suatu perjalanan yang sangat kronis.
Seseorang tidak begitu mudah terkena penyakit stroke.
Terutama masa pandemi seperti ini, gaya hidup seseorang sudah mulai berubah dan pola makan sudah mulai bergeser.
Makanan yang dikonsumsi tidak lagi pada gizi, tetapi pada tinggi kalori.
Tinggi kalori sangat kurang serat, kurang anti oksidan, dan kita juga kekurangan olahraga.
Sehingga hal tersebut adalah predisposisi menuju penyakit stroke yang nomor 1.
Ini dikutip dari vhannel YouTube Tribun Health, dan disampaikan oleh Dr. dr. Tan Shot Yen M.Hum. Seorang dokter, filsuf, ahli gizi komunitas. Senin (7/6/2021)
(TrbunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)