TRIBUNHEALTH.COM - Alzheimer merupakan penyakit yang menyerang otak.
Dalam perjalanannya, penyakit ini dapat menyebabkan kematian sel-sel otak.
Alzheimer merupakan penyakit fisik yang merusak otak secara progresif.
Bertahap dari waktu ke waktu dan menyebabkan lebih banyak bagian otak yang rusak.
Penyakit alzheimer menjadi penyebab umum dimensia yang membuat penderitanya mengalami penurunan dalam keterampilan berpikir.
Penyakit ini biasanya terjadi saat pasien berusia 65 tahun keatas.
Namun bukan berarti tidak mereka yang berusia muda tidak mengalaminya.

Baca juga: Faktor Penyebab Jerawat, Masalah Kulit yang Seringkali Muncul pada Wajah hingga Punggung Badan
Gejala yang dialami oleh pengidap alzheimer:
- Kehilangan memori
- Kesulitan dengan tugas-tugas yang biasa dilakukan
- Kesulitan memecahkan masalah
- Sering merasa bingung
- Rentan mengalami perubahan suasana hati dan kepribadian
- Menarik diri dari teman, keluarga, dan komunitas
Alzheimer adalah bagian dari dimensia-dimensia yang lain.
Baca juga: Dokter Spesialis Kulit Mengulas Berbagai Jenis Jerawat Beserta Penyebabnya
Dimensia adalah gangguan fungsi intelektual atau disebut dengan fungsi luhur yang menetap dengan gangguan memori, bahasa, persepsi, emosi, dan berfikiran abstrak.
Jenis-jenis dimensia:
- Dimensia vaskular
- Dimensia Lewy body
- Dimensia frontotemporal
- Dimensia Park kinson
Dimensia alzheimer adalah dimensia yang paling banyak terjadi secara epidemiologi bahwa kasus-kasus dimensia alzheimer lebih banyak dari dimensia-dimensia yang lain.

Baca juga: Apa Efek Samping dari Akar Gigi yang Tidak Segera Dicabut, Dok?
Faktor resiko alzheimer ada yang sudah didapat dan ada yang sudah dibawa atau keturunan.
Penyakit-penyakit yang dibawa misalnya trauma kepala, sebelumnya pernah terjadi infeksi, menderita penyakit park kinson dapat menyebabkan terjadinya dimensia.
Faktor-faktor resiko yang meningkatkan dan menurunkan terutama usia.
Semakin tinggi usia, resiko terjadi dimensia semakin tinggi.
Wanita nita lebih beresiko mengalami alzheimer daripada pria.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV, bersama dengan dr. Debby Amelia Sp.S. Seorang dokter spesialis saraf. Rabu (23/6/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)