TRIBUNHEALTH.COM - Difteri adalah suatu infeksi akut menular yang disebabkan oleh organisme bakteri gram positif unaerob yang disebut Corynebacterium diphteriae.
Bakteri tersebut menyerang selaput lendir pada tenggorokan dan hidung, serta dapat mempengaruhi kulit.
Penyakit difteri bisa menyebabkan kematian, dan dapat dicegah sebagaimana dengan pemberian imunisasi.
Penularan difteri bisa ditularkan antar manusia.
Manusia sebagai reservoir yaitu pembawa bakteri tersebut.

Baca juga: Dokter Anastasia Membagikan Tips ketika Dokter Gigi Meminta Pasien untuk Kembali dalam waktu 3 Bulan
Penularannya melalui droplet seperti percikan ludah saat batuk, muntah, alat makan yang digunakan bersama atau bahkan kontak langsung dnegan resevoir tersebut.
Karena pembawanya adalah manusia, jadi penularannyapun antar sesama manusia.
Jika pasien tersebut penderita atau carrier kalau kita kontak langsung atau terkena droplet ludahnya bisa tertular.
Tidak hanya pada anak-anaka, orang dewasapun juga bisa terkena penyakit difteri.
Rata-rata usia anak pada angka 5 tahun sekitar 5-10% bisa menyebabkan kematian.

Baca juga: Apakah Penyakit Diabetes Dapat Mempengaruhi Kinerja Organ Lain? Begini Jawaban Dokter
Pada usia dewasa juga bisa menyebabkan kematian sekitar 20%.
Difteri bisa terjadi pada usia 25 tahun ataupun 27 tahun, tidak hanya menyerang anak-anak balita saja.
Sebenarnya difteri bisa menyerang usai berapa saja, tetapi karena sistem imun anak paling rentan dan belum sekuat dewasa maka dari itu lebih sering menyerang anak-anak.
Gejala difteri yang paling sering dialami ialah:
- Ispa
- Batuk
- Bersin
- Nyeri saat menelan
- Demam yang tidak terlalu tinggi melebihi 38.5 derajat celcius.
- Bisa terjadi pembesaran leher
Baca juga: Dampak Malnutrisi Anak Usia Sekolah, Dokter: Bisa Menyebabkan Marasmus, Kwashiorkor hingga Wasting
Apabila sudah terjadi pembesaran pada leher dikhawatirkan obstruksi pada saluran pernafasan.
Sehingga menyebabkan sesak nafas bahkan berhenti nafas.
Gejala inilah yang berat, bisa meimbulkan kematian pada penderita difteri dan bisa menyebabkan kelainan jantung, hingga gagal ginjal.
Gejala khas dari difteri pada pemeriksaan klinis didapatkan adanya membran yang berwarna putih keabuan yang jika diangkat akan mudah berdarah.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung News Video, bersama dengan Dr. Leni Ervina, Sp.A(K), M.Kes. Rabu (31/3/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)