Breaking News:

dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS Jelaskan soal Pengobatan Gangguan Ereksi dan Hormon

Hormon akan diperbaiki tergantung dari level atau kadar hormon penderita atau pasien baik pria maupun wanita.

kompas.com
Ilustrasi obesitas sentral yang memicu terjadinya sindrom metabolik 

TRIBUNHEALTH.COM - Menurut dr. Binsar pengobatan untuk memperbaiki ereksi bukanlah testosteron.

Pengobatan gangguan ereksi adalah mengobati pembuluh darahnya.

Pengobatannya khusus untuk memperbaiki pembuluh darah.

Berbeda lagi dengan hormon.

Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga dalam tayangan YouTube Tribunnews.com program Edukasi Seksual tentang pengobatan problem ereksi.

Baca juga: Selain Sikat Gigi, Perlu Membersihkan Lidah Menggunakan Alat yang Tepat, Simak Ulasan Dokter

Baca juga: Dokter Gigi Jelaskan Pentingnya Membersihkan Gigi Anak setelah Makan atau Minum

Hormon akan diperbaiki tergantung dari level atau kadar hormon penderita atau pasien baik pria maupun wanita.

Karena kita ketahui pada seorang wanita yang juga estrogennya drop pasti akan mengalami problem seksual.

Ataupin pria yang mengalami testosteron drop pasti mengalami problem seksual.

Yang menjadi masalah adalah pembuluh darah.

Ilustrasi penurunan ereksi
Ilustrasi penurunan ereksi (Kompas.com)

Sehingga pengobatan untuk gangguan ereksi adalah obat untuk pembuluh darah bukan hormon.

2 dari 4 halaman

Obat tersebut harus diminum rutin sekali sehari selama jangka waktu tertentu dan dokter akan observasi dalam pengawasan.

Sehingga nanti setelah jangka waktu tertentu, pria akan mengalami perbaikan ereksi yang permanen.

Harapannya pada masa tuanya atau selanjutnya dia tidak akan mengalami problem ereksi lagi.

Problem stroke terjadi akibat adanya problem dalam pembuluh darah.

Problem stroke akan didahului adanya sindrom metabolik.

Kita harus tahu urutannya.

Problem stroke akan didahului oleh problem pembuluh darah.

Problem tersebut akan didahuli adanya hipertensi, penyumbatan, kadar gula, kadar kolesterol yang tidak terkontrol.

Adanya protein darah atau fibrinogen yang meningkat.

Pasti akan didahuli oleh sindrom metabolik.

3 dari 4 halaman

Sindrom metabolik merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari peningkatan tensi, kadar gula, kadar lemak, terjadinya penumpukkan lemak disekitar perut, obesitas sentral.

Obesitas sentral adalah kegemukkan yang tidak terjadi di tubuh.

Namun terjadi di bagian perut.

Hanya tersentral di perut, tetapi badannya tidak terlalu gemuk.

Risiko penderita penyakit kardiovaskuler sangat tinggi pada obesitas sentral.

Sehingga pada saat diobati tentunya pengobatan stroke terlebih dahulu.

Baca juga: Apa Penyebab Keguguran dan Kandungan Lemah, Dok?

Baca juga: Apakah Implan Gigi Dapat Terganggu jika Dilakukan Pemasangan Kawat Gigi, Dok?

Pada saat kondisi sudah memungkinkan untuk mengobati gangguan seksualnya, dokter berharap akan menghindari kejadian stroke berulang.

Pengobatan gangguan seksual baik pada pria ataupun wanita akan mencegah terjadinya kejadian stroke berulang.

Hal ini sudah menjadi suatu aturan baku.

Perbaikan parameter metabolik metabolisme tubuh, perbaikan pembuluh darah akan mencegah terjadinya kejadia stroke berulang.

4 dari 4 halaman

Penjelasan Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews.com program Edukasi Seksual edisi 22 Oktober 2020.

(Tribunhealth.com/Dhiyanti)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comdr. Binsar Martin Sinagaereksidisfungsi ereksiHormon testosteron
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved