Bagaimana Cara Mengetahui Seseorang Mengalami Hipertensi? Apa Saja Gejala Awalnya?

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi hipertensi atau tekanan darah tinggi pada usia muda

TRIBUNHEALTH.COM - Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit yang mungkin biasa dikenal oleh orang awam.

Seperti namanya, hipertensi merupakan kondisi ketika tekanan darah seseorang lebih tinggi dari batas normal.

Lantas bagaimana cara mengetahui seseorang mengalami hipertensi atau tidak?

Bagaimana gejala awalnya?

Jurnalis TribunHealth.com pernah menanyakan hal ini kepada Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUP Surakarta, dr. Marcellino Mettafortuna S, Sp.Pd, AIFO(K).

Pertanyaan ini disampaikan ketika dr. Marcellino Mettafortuna S, Sp.Pd, AIFO(K) menjadi narasumber Healthy Talk “Bicara Hipertensi, si Pembunuh Diam-diam yang Sering Diabaikan,” yang tayang di YouTube Tribunnews dan TribunHealth.com pada Sabtu, 17 Mei 2025.

Baca juga: 5 Obat yang Tak Boleh Diminum Bersama Kopi, Termasuk Obat Hipertensi

ilustrasi seseorang yang mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi (freepik/stockking)

Berikut ini jawaban dr. Marcellino Mettafortuna S, Sp.Pd, AIFO(K) dalam kutipan langsung:

“Yang pertama, bagus nih.

Bagaimana kita men-screening atau kita tahu nih kita menderita hipertensi atau belum ya?

Pertama, kita harus menyadari kalau usia atau tadi faktor risikonya kita punya, utamanya yang tidak dapat diubah.

Laki-laki lebih tinggi (risiko terkena hipertensi) daripada perempuan.

Terus, kedua, punya orang tua yang punya riwayat hipertensi.

Lalu, atau punya sakit-sakit lain (komorbid).

Kita harus sering mengontrol tekanan darah, melakukan medical check up…

Kita kan gampang sekarang ya, apa-apa serba online. Beli alat tensi yang mudah. Walaupun kita bukan tenaga medis, kita ukur secara teratur.

Apabila ternyata tekanan darah saya lebih dari normal, lebih dari 120 per 80, nah, itu udah wajib hati-hati.

Lalu, setelah dievaluasi, tekanan darahnya kok selalu di atas normal.

Kita evaluasi faktor risikonya, gaya hidup tadi ya. Apakah kita sering konsumsi kopi, teh?

Lalu, tingkat stresnya.

Bagaimana pola pekerjaan kita untuk mengelola stres itu.

Halaman
12