TRIBUNHEALTH.COM - Saat ini, penggunaan gadget di kalangan anak-anak sudah sangat umum.
Banyak orangtua yang memberikan gadget kepada anak mereka agar anak tidak rewel, terutama saat orangtua sedang sibuk atau saat anak susah makan.
Sebenarnya, gadget tidak selalu berdampak buruk. Jika digunakan dengan bijak dan dalam batas yang wajar, gadget bisa memberi manfaat bagi anak.
Beberapa manfaatnya antara lain dapat merangsang kreativitas serta membantu melatih kemampuan berkomunikasi anak.
Namun, jika penggunaannya tidak diawasi, gadget justru bisa menghambat tumbuh kembang anak.
Oleh karena itu, peran orangtua sangat penting dalam mengatur waktu dan jenis konten yang dikonsumsi anak melalui gadget.
Baca juga: 8 Manfaat Orangtua Ikut Bermain Bersama Anak, Bantu Perkembangan Mental, Fisik dan Sosial Si Kecil
Penggunaan gadget pada anak memang masih menjadi topik yang menimbulkan pro dan kontra.
Sebab, jika anak terlalu sering menggunakan gadget, ada berbagai risiko negatif yang bisa terjadi.
Berikut beberapa dampak buruk dari penggunaan gadget yang berlebihan pada anak:
1. Keterlambatan dalam Berbicara
Salah satu dampak yang sering terjadi adalah anak mengalami keterlambatan bicara.
Semakin lama anak menghabiskan waktu di depan layar, semakin sedikit waktu yang digunakan untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitarnya.
Hal ini membuat kemampuan berbicara dan perkembangan bahasanya terhambat karena kurangnya stimulasi sosial.
2. Rentan Mengalami Masalah Mental
Penggunaan gadget secara berlebihan juga bisa mempengaruhi kesehatan mental anak. Anak bisa menjadi lebih pendiam, cemas, atau takut berinteraksi sosial.
Bahkan, dalam beberapa kasus, anak bisa mengalami gejala depresi.
Selain itu, paparan gadget yang terlalu sering juga bisa meningkatkan risiko gangguan seperti ADHD.
Baca juga: Bayi Rewel saat Menyusu? Berikut 7 Faktor Penyebab yang Harus Diketahui Moms
3. Hubungan Orangtua dan Anak Menjadi Jauh
Anak yang terlalu sibuk dengan gadget akan menghabiskan lebih sedikit waktu bersama keluarga.
Hal ini bisa merusak kedekatan antara orangtua dan anak. Anak menjadi tertutup dan enggan bercerita, sehingga ikatan emosional pun melemah.