TRIBUNHEALTH.COM - Kehamilan merupakan masa yang membutuhkan perhatian lebih.
Ibu hamil harus rutin memeriksa kesehatan pada periode waktu yang sudah disarankan dokter.
Hal ini bermanfaat untuk mendeteksi kemungkinan adanya komplikasi kehamilan.
Dengan demikian, dampak buruk terhadap ibu hamil dan bayi bisa dihindari.
Beberapa contoh komplikasi selama kehamilan antara lain diabetes gestasional, preeklampsia, plasenta previa, hingga keguguran.
Berikut ini penjelasannya, dilansir IndiaTVNews.com.
1. Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional terjadi ketika kadar gula darah wanita hamil meningkat, biasanya sekitar trimester kedua.
Gejalanya serupa dengan diabetes pada umumnya, seperti rasa haus berlebihan, sering buang air kecil, dan kelelahan.
Pemeriksaan glukosa dini pada minggu ke-24–28 sangat penting untuk mendiagnosis dan mengobati dengan diet, olahraga, dan, dalam beberapa kasus, pengobatan.
2. Preeklamsia
Preeklamsia adalah kondisi serius yang melibatkan tekanan darah tinggi dan protein dalam urine, biasanya setelah 20 minggu kehamilan.
Tanda-tanda awal adalah pembengkakan pada wajah dan tangan, penambahan berat badan, sakit kepala parah, perubahan penglihatan, dan nyeri di perut bagian atas.
Pemeriksaan prenatal rutin diperlukan untuk memantau tekanan darah dan mendeteksi gejala-gejala ini sejak dini.
Baca juga: 6 Cara Mengatasi Kaki Bengkak Saat Hamil, Normal Terjadi tapi Juga Bisa Jadi Tanda Preeklampsia
3. Persalinan Prematur
Persalinan prematur terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu dan dapat menyebabkan kelahiran prematur.
Pantau tanda-tanda termasuk kontraksi yang sering, sakit punggung, tekanan di atas panggul, dan keputihan encer atau berdarah.
Deteksi dini memungkinkan tim medis untuk melakukan intervensi guna memperpanjang persalinan, sehingga memperbaiki kondisi bayi.
4. Plasenta Previa
Plasenta previa terjadi ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh serviks, dan dapat menyebabkan perdarahan pada trimester kedua atau ketiga.