Ia menjelaskan,kabar baiknya, biduran biasanya terjadi akibat paparan, baik dari makanan, suhu, obat-obatan di kehidupan sehari-hari.
"Kalau dari faktor penyebab, sebenarnya itu banyak sekali," kata dr. Arieffah.
"Kabar baiknya adalah biasanya biduran ini terjadi akibat paparan, baik dari makanan, baik dari suhu, baik dari obat-obatan, itu di kehidupan kita sehari-hari,"
Baca juga: Rahasia Sehat: Turunkan Gula Darah dengan 5 Jus Buah dan Sayuran Ini
Kata dr. Arieffah, kita mudah melacak penyebabnya setelah terjadi biduran.
Dari hal tersebut bisa memgingat makanan apa yang dikonsumsi, aktivitas yang dilakukan, bahkan bepergian dari tempat dengan iklim maupun suhu yang berbeda.
Lanjut, kata dr. Arieffah, beberapa orang dengan penyakit tertentu bisa juga berpeikir mengenai obat yang dikonsumsi ataupun diagnosis dalam jangka waktu dekat.
"Jadi, kita bisa dengan mudah gitu ya melacak ke belakang setelah terjadinya biduran. Kita bisa mengingat apa yang habis kita akan, atau aktivitas apa yang habis kita lakukan. Atau misalnya kita baru-baru bepergian dari tempat mana dengan iklim yang mungkin berbeda atau suhu yang mungkin berbeda," jelasnya.
"Kalau beberapa orang dengan penyakit-penyakit tertentu ya, bisa juga berpikir 'apa obat yang habis saya konsumsi' atau saya habis diagnosis apa dalam jangka waktu dekat ini,"
Baca juga: 6 Manfaat Buah Plum: Kaya Nutrisi untuk Kesehatan Tubuh
Dokter spesialis kulit dan kelamin dr. Arieffah menegaskan kabar buruk dari biduran, ternyata pada kasus biduran kronik lebih banyak biduran yang tidak bisa ditemukan penyebabnya.
"Kabar buruknya adalah lebih banyak biduran yang tidak bisa ditemukan penyebabnya, pada kasus-kasus biduran yang kronik." pungkasnya.
Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth.com bersama dengan dr. Arieffah Sp.KK. Seorang dokter spesialis kulit dan kelamin.
(TribunHealth.com/PP)