Ginjal juga memproduksi vitamin D dan eritropoietin.
Vitamin ini membantu tubuh menyerap kalsium dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang sehat.
Seiring berjalannya waktu, kadar gula darah tinggi yang disebabkan oleh diabetes dapat merusak pembuluh darah di ginjal.
Hal ini dapat mengganggu kemampuan ginjal untuk membersihkan tubuh, yang menyebabkan penumpukan limbah dan cairan dalam darah.
Jenis penyakit ginjal ini dikenal sebagai nefropati diabetik.
Jika tidak diobati, nefropati diabetik dapat menyebabkan gagal ginjal, yang dapat mengancam jiwa.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, sekitar 18 persen orang dewasa yang didiagnosis menderita diabetes memiliki penyakit ginjal kronis pada stadium lanjut.
Otak
Gula darah tinggi dapat memengaruhi kognisi, khususnya kemampuan berpikir dan memori.
Penelitian juga menunjukkan bahwa diabetes dapat mengubah struktur otak.
Oleh karena itu, penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami penurunan kognitif dan 50% lebih mungkin mengalami demensia dibandingkan mereka yang tidak menderita diabetes.
Penelitian telah menunjukkan bahwa penderita diabetes memiliki tingkat kepadatan dan volume materi abu-abu yang lebih rendah di berbagai bagian otak.
Materi abu-abu merupakan bagian utama dari sistem saraf pusat.
Materi abu-abu berperan dalam fungsi sehari-hari.
Kepadatan atau volume materi abu-abu yang berkurang dapat memengaruhi berbagai fungsi otak dan saraf.
Diabetes juga dapat merusak pembuluh darah kecil di otak.
Hal ini dapat menyebabkan stroke atau kematian jaringan otak.
Baca juga: 8 Keunggulan Makan Mangga Muda, Buah yang Masih Hijau Lebih Ramah untuk Diabetes
Paru-paru
Diabetes yang tidak terkontrol dapat menurunkan fungsi paru-paru.
Hal ini dapat menyebabkan komplikasi ringan seperti asma atau komplikasi yang lebih parah seperti fibrosis paru.
Baca tanpa iklan