TRIBUNHEALTH.COM - Tanam benang merupakan prosedur perawatan kulit yang bertujuan untuk membuat kulit wajah terlihat kencang dan lebih muda.
Tidka seperti tindakan operasi plastik, meremajakan kulit dengan tanam benang tidak membutuhkan banyak tindakan pada jaringan kulit.
Benang hanya perlu ditanam di area kulit yang ingin dikencangkan, contohnya dahi, garis alis, bawah mata, pipi, rahang, dan hidung.
Benang yang tertanam di bawah kulit wajah, berguna untuk merangsang pembentukan kolagen, memberikan efek penarikan pada kulit yang kendur, dan mengencangkan jaringan penyangga kulit.
Membahas mengenai tanam benang, terdapat pertanyaan yang diajukan pada Dokter Estetika Facelift and Contouring Expert.
Baca juga: Dokter, Apa Manfaat dari Treatment Tanam Benang? dr. Orlen Beri Penjelasan
Pertanyaan:
Dokter, sebenarnya dalam kondisi kulit seperti apa tanam benang ini tidak disarankan atau bahkan tidak diperbolehkan?
Rani, Sukoharjo.
Dokter Estetika Facelift and Contouring Expert, dr. Orlen P. Sompotan, M.Biomed (AAM) menjawab:
Ada beberapa kondisi kulit yang memang tidak disarankan untuk melakukan treatment tanam benang.
1. Alergi
Pertama adanya alergi terhadap benang yang akan digunakan untuk treatment.
Pasien dengan riwayat alergi sebaiknya menghindari treatment ini.
Baca juga: Mengenal Perbedaan AHA dan BHA, Kandungan Skincare yang Kerap Digunakan untuk Eksfoliasi
2. Memiliki riwayat penyakit
Ada beberapa riwayat penyakit yang tidak dibolehkan melakukan tanam benang.
Pasien dengan riwayat penyakit kulit kronis dianjurkan untuk menghindari treatment ini.
Selain penyakit kulit, pasien dengan riwayat penyakit diabetes tidak terkontrol dan pasien dengan gangguan darah sebaiknya tidak melakukan treatment ini.
Profil dr. Orlen P. Sompotan, M.Biomed (AAM)
dr. Orlen P. Sompotan dikenal sebagai facelift and counturing expert.
Ia memang spesialisasi di di thread lift, filler, botox, dan lain-lain.