4 Efek Diabetes pada Kesehatan Tulang, Beserta Tips agar Kadar Gula Darah Stabil

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi seseorang yang mengalami osteoporosis akibat menderita diabetes

TRIBUNHEALTH.COM - Diabetes merupakan penyakit yang terjadi dalam jangka panjang, bahkan seumur hidup.

Kadar gula darah yang tidak terkontrol pada penderita diabetes dapat dengan mudah menimbulkan komplikasi dan merusak organ lain.

Pada penderita diabetes, tubuh tidak mampu mengendalikan kadar gula darah pada kisaran normal karena tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah cukup, tidak memproduksi sama sekali, atau tidak peka terhadap insulin.

Hal ini mempengaruhi semua organ tubuh, termasuk tulang.

Diabetes dalam jangka panjang dapat membuat kepadatan tulang menurun dan rentan mengalami patah tulang.

Melansir kanal kesehatan Times of India, berikut ini sejumlah dampak buruk diabetes terhadap kesehatan tulang.

ilustrasi seseorang yang mengalami osteoporosis (parapuan.co)

Menurunkan kepadatan mineral tulang 

Ketika tulang memiliki kepadatan yang rendah, tulang berisiko tinggi mengalami osteoporosis.

Kabar buruknya, tulang seperti itu lebih rentan terhadap patah tulang. 

Hiperglikemia berulang dalam tubuh memiliki dampak signifikan pada metabolisme tulang dan membuatnya lemah karena kemampuan tubuh untuk membentuk jaringan tulang baru terganggu. 

Hal ini menyebabkan tulang lebih lemah karena memiliki massa mineral rendah pada penderita diabetes. 

Risiko patah tulang tinggi

Karena penderita diabetes memiliki kepadatan tulang yang rendah, ada risiko patah tulang yang lebih tinggi dan tulang juga membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. 

Area patah tulang yang paling umum pada diabetes adalah pergelangan tangan, pinggul atau tulang belakang.

Baca juga: 8 Tanda Awal Osteoporosis, Segera Lakukan Pemeriksaan Sebelum Terlambat

Memperlambat penyembuhan tulang

Ketika tulang tubuh mana pun patah, tubuh memulai proses penyembuhannya dengan membangun kembali jaringan tulang baru dengan bantuan osteoblas. 

Namun pada penderita diabetes, proses ini terganggu jika kadar gula darah tetap tinggi karena berkurangnya fungsi osteoblas. 

Sirkulasi darah yang rendah pada penderita diabetes juga semakin menunda proses penyembuhan.

Risiko tinggi peradangan

Ketika seseorang mengalami hiperglikemia berulang, tubuh mengalami kerusakan oksidatif dan sel-sel tubuh mengalami peradangan. 

Halaman
123