"Secara umum gini, prostat itu pembesarannya sifatnya natural dan alamiah, karena dari teori banyak menyebutkan ada karena ketidakseimbangan hormonal pada laki-laki. Nanti pada usia semakin tua, ada gangguan hormonal di sana, ada proses apoptosis atau kematian sel nya terganggu," kata dr. Rizki Muhammad Ihsan.
"Jadi sel yang waktunya mati malah tidak mati, jadi malah makin tumbuh. Jadi penyebab umum adalah proses alami,"
Baca juga: 6 Tips Mudah Menghilangkan Komedo Mengganggu di Kulit
Kata dr. Ihsan, kita tidak bisa mencegah gangguan prostat.
Namun, ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan gangguan prostat seperti sindrom metabolik seperti sakit gula (diabetes melitus), over weight (berat badan berlebih), dan pencetus-pencetus terjadinya karsinogenik seperti kebiasaan merokok.
Risiko artinya tidak pasti terjadi, namun bisa meningkatkan kemungkinan seseorang bisa mengalami penyakit.
"Jadi istilahnya kita tidak bisa mencegah biar tidak kena prostat. Cuma, beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadian dari prostat adalah sindrom metabolik seperti sakit gula (diabetes melitus), over weight (berat badan berlebih), dan pencetus-pencetus terjadinya karsinogenik seperti kebiasaan merokok itu mengakibatkan risiko," lanjutnya.
"Risiko itu tidak pasti terjadi, tapi meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit tersebut karena ada faktor risiko,"
Dokter spesialis urologi dr. Rizki Muhammad Ihsan menambahkan, faktor keturunan juga berperan terhadap gangguan prostat.
Baca juga: 7 Cara Pengobatan Jerawat di Leher, Coba Gunakan Obat Rumahan Ini
Faktor keturunan ini tidak bisa dihindari.
Bagi orang yang keluarganya ada suatu kanker, maka harus dilakukan skrining untuk mendeteksi kanker prostat dengan cek PSA.
Pada laki-laki normal disarankan usia 50 tahun melakukan pemeriksaan skrining general check up, termasuk PSA.
"Dan yang tidak dilupakan adalah faktor keturunan. Itu tidak bisa kita hindari ya. Karena cetakan dari orangtua, jadi tetap kita awasi," tuturnya.
"Untuk orang-orang dengan keluarga yang ada suatu kanker, tentu follow up nya akan beda. Misalnya skrining untuk pendeteksian kanker prostat disarankan untuk mengecek PSA. Pada laki-laki normal disarankan itu usia 50 tahun dilakukan pemeriksaan skrining general check up, termasuk cek PSA,"
PSA ialah prostat specific antigen, protein yang dikeluarkan oleh prostat.
Jika kadar proteinnya tinggi, maka ada kecurigaan terjadi gangguan prostat, baik BPH, prostatitis ataupun kanker prostat.
Baca juga: BAB Terlalu Mengejan Berisiko Turun Peranakan, Ini Penjelasan dr. Asih Anggraeni Sp.OG
Bagi orang dengan faktor risiko keluarga yang mengalami kanker prostat, disarankan usia 45 tahun sudah melakukan pemeriksaan PSA.
"PSA itu adalah prostate specific antigen, itu adalah protein yang dikeluarkan prostat. Jika angkanya tinggi, ada kecurigaan terjadinya suatu gangguan prostat. Jadi baik itu prostatitis, BPH atau kanker prostat. Jadi konsepnya skrining," sambungnya.
"Lalu untuk orang yang dengan faktor risiko keluarga kanker prostat, disarankan lebih cepat. Usia 45 tahun sudah dilakukan pemeriksaan PSA." tandas dr. Ihsan.
Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth.com bersama dengan dr. Rizki Muhammad Ihsan Sp.U. Seorang dokter spesialis urologi dari Rumah Sakit Nirmala Suri, Sukoharjo.
(TribunHealth.com/PP)