Apakah Anak Bisa Pasang Behel pada Gigi Susu? Ini Jawaban drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp. Ort

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi penggunaan kawat gigi

TRIBUNHEALTH.COM - Behel atau kawat gigi merupakan metode umum yang digunakan untuk merapikan bentuk gigi.

Ada beberapa alasan mengapa seseorang perlu menggunakan kawat gigi, termasuk rahang yang tidak simetris.

Akan tetapi bagaimana jika rahang asimetris sudah terlihat pada usia anak-anak?

Apakah behel atau kawat gigi boleh dipasang pada anak yang masih memiliki gigi susu?

Baca juga: Pengguna Behel Boleh Tarik Benang Aptos, dr. Caryn Sarankan Ini Sebelum Treatment

ilustrasi kawat gigi (jeo.kompas.com)

Dokter Gigi Spesialis Orthodonsia dari Happy Dental Clinic, Trans Studio Makassar, drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp. Ort(k) pernah menjelaskan hal ini ketika menjadi narasumber Healthy Talk TribunHealth.com.

Berikut ini jawaban drg. Ardiansyah Pawinru dalam kutipan langsung:

"Kalau gigi anak-anak, tidak bisa menggunakan kawat gigi saat masih gigi susu. 

Yang bisa adalah saat usia tumbuh kembang, puncak pertumbuhan. 

Kalau myofunctional, usia 8 tahun itu, 7-8 tahun, ideal untuk perawatan yang lepasan. 

Tetapi kalau kita mau menggunakan behel, itu dilakukan setelah puncak pertumbuhan, jadi setelah tulang sudah mulai matang, baru kita lakukan perawatan itu. 

Baca juga: Seberapa Penting Penggunaan Karet Behel? Begini Kata Dokter Gigi

Ilustrasi penggunaan behel bisa mengubah bentuk wajah seseorang (Pixabay.com)

Karena akar gigi itu belum matang, kalau anak-anak, kalau kita menggunakan fix ortodontik yang permanen, itu akan mematikan atau membuat akarnya tidak tertutup sempurna, kemudian mudah gigi mati. 

Sehingga memang kontraindikasi sebenarnya perawatan gigi pada anak-anak sebelum puncak pertumbuhan. 

Kalau puncak pertumbuhan sudah mulai ada kematangan dan sebagainya, itu bisa dilakukan perawatan. 

Di situ kita lihat biasanya juga kemiringan gigi atau asimetri itu biasanya di usia-usia setelah puncak pertumbuhan baru kelihatan, karena faktor etiologinya, misal kebiasaan itu kan ada tiga yang kita perhatikan: intensitas, durasi, dan frekuensi. 

Kalau dia sering, maka kita lihat pertumbuhannya dan kemiringannya."

Pembahasan mengenai rahang asimetris dan penanganannya bersama drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp. Ort(k) bisa disaksikan di tayangan YouTube TribunHealth.com dan Tribunnews.

Dapatkan berbagai produk dengan harga dan diskon menarik di Official Shopee:

(TribunHealth.com)