Stres Berpengaruh dengan Perut Buncit? Begini Jawaban Ahli Gizi

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi perut buncit

Pada kondisi ini, lidah akan menjadi lebih peka.

"Ada yang namanya Amigdala kalau gak salah ya. Amigdala itu adalah pembuatan keputusan. Saat kita lapar, keputusan kita itu akan mencari makanan  yang manis atau yang asin gitu. Lidah kita akan lebih peka," sambungnya. 

ilustrasi seseorang yang memiliki masalah perut buncit (health.kompas.com)

Baca juga: Dok, Apa Penuaan Dini Itu? Begini Penjelasan dr. Fiarry Fikaris

Saat kita stres dan  konsumsi makanan hambar, lidah akan merasa kurang. 

Namun, ketika kita konsumsi makanan manis atau asin, barulah stres yang dialami akan berkurang. 

Jika hal ini tidak ditangani, maka bisa berpengaruh terhadap penumpukan lemak. 

"Jadi kalau dikasih makanan hambar, kita kayak kurang, karena kita stres. Baru makan manis atau makan asin baru stres kita berkurang. Nah itu nanti juga berpengaruh terhadap penumpukan lemak kalau tidak ditangani," ujarnya. 

Radyan Yaminar berpesan agar jangan sering-sering stres. 

Sebenarnya stres tidak mengakibatkan perut buncit secara langsung. 

Namun, stres bisa menjadi perantara dari kerja otak. 

"Jadi jangan sering-sering stres ya. Jadi stres itu tidak mengakibatkan perut buncit secara langsung, tapi secara perantara nanti, dari kerjanya otak." tandasnya. 

Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth bersama dengan R. Radyan Yaminar, S.Gz. Seorang ahli gizi dari Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo. 

(TribunHealth.com/PP)