TRIBUNHEALTH.COM - Bentuk-bentuk kekerasan bermacam-macam.
Kekerasan dapat terjadi di manapun, salah satunya di lingkungan sekolah.
Sebagai upaya untuk mencegah dan mengatasi terjadinya tindakan kekerasan tersebut, diperlukan peran banyak pihak.
Di lingkungan pendidikan, khususnya di sekolah, peran guru sangat penting dalam mencegah dan mengatasi tindakan kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah.
Selain itu, orang tua ikut serta dalam berperan mencegah, mengatasi, dan mengurangi adanya tindakan kekerasan.
Jika guru berperan di lingkungan sekolah, maka orang tua berperan mengawasi di luar lingkungan sekolah, yaitu di rumah.
Dalam mencegah dan mengatasi suatu tindakan kekerasan, pihak-pihak yang berperan perlu memiliki pengetahuan terkait pencegahan kekerasan.
Oleh karena itu, Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Semarang, mengadakan kegiatan yang bertujuan membentuk support system untuk mencegah dan menangani kekerasan di sekolah dasar.
Adapun tim pengabdian terdiri dari Fatma Kusuma Mahanani, S.Psi., M.Psi., Sukma Adi Galuh Amawidyati, S.Psi., M.Psi., Andarini Permata Cahyaningtyas, S.Pd., M.Pd., Noor Said, S.T., Aina Aulia Firdaus, Sandya Sarira Ayu, Nur Fitria Almaira, serta melibatkan pihak mitra yaitu Warsini Yohana Fransiska, S.Pd.SD., dan Arif Budi Prayitno, S.Pd.
Kegiatan pengabdian ini terdiri atas beberapa rangkaian kegiatan, antara lain FGD, psikoedukasi pelatihan, dan psikoedukasi nonpelatihan.
FGD dilaksanakan untuk mengenal apa itu SMART Goals serta menyusunnya.
Kemudian psikoedukasi dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta efikasi Satgas TPPK dalam melaksanakan tugas sebagai agen pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah.
Kegiatan ini melibatkan juga Satgas TPPK SD Negeri 1 Bogor, Cawas, Klaten yang dibentuk pada 8 September 2023 dan meliputi guru-guru serta perwakilan wali murid.
Namun demikian menurut penuturan salah satu tim Satgas TPPK SDN 1 Bogor, Arif menyampaikan bahwa sejak dibentuknya satgas belum ada kegiatan yang dilaksanakan karena masih terbatasnya pengetahuan tim satgas mengenai tugas dan peran yang dapat dilakukan.
Sesi kegiatan FGD SMART Goals bagi tim satgas TPPK yang dilaksanakan pada 9 Juli 2024 dipandu oleh Fatma dan Aina menghasilkan kesimpulan bahwa meskipun belum terdapat kegiatan yang terdokumentasikan dengan baik oleh tim satgas, namun dari masing-masing personal sudah berupaya melakukan pencegahan.
Dalam hal ini, Fatma selaku ketua tim pengabdian menyampaikan bahwa Satgas TPPK membutuhkan orang yang persuasif dan berani dalam bertindak mencegah terjadinya tindakan kekerasan.
“Tim Satgas TPPK butuh orang yang persuasif dan menggunakan pendekatan yang positif, salah satu contohnya adalah Bu Sumiati sebagai guru yang telah rutin memberikan edukasi pada siswa dan Bu Lilis sebagai perwakilan orangtua yang dengan asertif berani mengkomunikasikan setiap tindak kekerasana pada sesama oaran tua dan pada pihak sekolah sehingga dapat ditemukan Solusi yang tepat dan cepat,” ujar Fatma Kusuma Mahanani, S.Psi., M.Psi.
Sesi selanjutnya merupakan sesi peningkatan efikasi tim satgas TPPK dalam perannya sebagai agen pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah.
Materi diberikan oleh Fatma dan berdasarkan hasil evaluasi kegiatan, efikasi tim satgas semakin meningkat dengan kegiatan yang diberikan.
Ia juga menyampaikan bahwa pada pelaksanaannya, pihak sekolah perlu untuk mengadakan evaluasi dan diskusi yang terfokus yang dilaksanakan secara berkala.