Zat besi berperan penting dalam mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Jika zat besi rendah, tubuh tidak dapat memproduksi hemoglobin yang cukup, yang berarti otot dan jaringan tidak mendapatkan oksigen yang dibutuhkan, sehingga menyebabkan kelelahan dan kelemahan.
Anemia defisiensi zat besi lebih umum terjadi pada wanita dan dapat menjadi penyebab utama kelelahan yang terus-menerus.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa peningkatan kadar zat besi pada wanita dengan anemia defisiensi zat besi secara signifikan meningkatkan kadar energi mereka dan mengurangi rasa lelah.
Infeksi bakteri dan virus
Terkadang, rasa kantuk kita mungkin disebabkan oleh tubuh kita yang sedang melawan infeksi.
Infeksi bakteri tertentu dapat menyebabkan kelelahan yang berkepanjangan bahkan setelah gejala lainnya telah reda.
Penyakit Lyme, misalnya, adalah infeksi bakteri yang ditularkan oleh kutu yang dapat menyebabkan kelelahan parah dan terus-menerus, bahkan setelah fase akut penyakit tersebut telah diobati.
Sebuah penelitian dalam Journal of Infectious Diseases menyoroti bahwa banyak pasien dengan penyakit Lyme melaporkan kelelahan jangka panjang yang dapat berlangsung berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah pengobatan.
Hipotiroidisme
Kelenjar tiroid kita penting untuk mengatur metabolisme, dan jika kurang aktif, suatu kondisi yang dikenal sebagai hipotiroidisme, hal itu dapat menyebabkan perasaan lelah.
Tiroid menghasilkan hormon yang memengaruhi hampir setiap sistem utama dalam tubuh kita, termasuk tingkat energi dan pola tidur kita.
Gejala umumnya meliputi kelelahan, penambahan berat badan, dan perasaan lesu secara umum.
Tes darah sederhana dapat mendiagnosis hipotiroidisme dan pengobatan dengan terapi penggantian hormon tiroid dapat membantu memulihkan tingkat energi kita.
(TribunHealth.com)