TRIBUNHEALTH.COM - Sobat sehat, tentunya Anda sudah pernah mendengar tentang varikokel bukan?
Varikokel adalah kondisi serius yang tidak bisa disepelekan.
Kondisi yang bisa terjadi pada pria ini sayangnya kerap tak disadari.
Pasalnya, varikokel sering tidak memunculkan gejala, namun bisa menyebabkan penurunan kualitas sperma.
Hingga akhirnya menyebabkan gangguan kesuburan.
Varikokel bisa disebabkan karena penggunaan celana yang ketat.
Masih banyak pria yang menggunakan celanan ketat dan menganggapnya hanya 'gaya-gayaan' dan ternyata bisa mempengaruhi kesehatan di area testis.
Baca juga: 15 Manfaat Cengkeh Ini Belum Banyak yang Tau: Turunkan Gula Darah hingga Antiaging
Terdapat tiga grade dari varikokel.
Penanganan dari varikokel ini bisa dilakukan dengan laparoskopi dan microsurgery.
Setelah dilakukan tatalaksana microsurgery, apa saja hal yang sebaiknya dihindari atau dilakukan oleh pasien?
Dokter spesialis urologi, dr. Rizki Muhammad Ihzan menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai hal yang harus dihindari maupun dilakukan oleh pasien setelah microsurgery.
Masih banyak individu yang belum memahami tentang varikokel.
Kondisi ini tentu menjadi perhatian khusus bagi pria.
Ketika seorang pria mengalami nyeri pada area testis, tentunya hal yang harus dilakukan adalah memeriksakan diri ke dokter spesialis urologi.
Baca juga: Sederet Penyebab dan Ciri-ciri Diabetes Usia Muda
Pasien yang telah melakukan tatalaksana microsurgery, tentunya mempertanyakan apa saja yang harus dihindari maupun harus dilakukan.
dr. Rizki Muhammad Ihsan menuturkan, pemulihan luka pada pasien setelah operasi biasanya satu hari sudah membaik.
Maksudnya, dalam kurun waktu satu minggu cukup dengan istirahat. Jika besoknya sudah harus kerja pun diperbolehkan, namun tidak disarankan untuk beraktivitas terlalu berat.
"Kalau pemulihan luka biasanya satu hari baik ya. Maksudnya luka cukup satu minggu istirahat. Tapi besoknya mungkin kerja juga boleh, cuma tidak aktivitas terlalu berat ya," ujar dr. Rizki Muhammad Ihsan.
Lanjut, dr. Ihsan menuturkan, untuk evaluasi yang terpenting adalah tujuan dalam memperbaiki sperma.
Ia menyampaikan, sebaiknya sperma diperiksa setelah 3 bulan pasca tindakan.