Berhenti Skip Makan Malam Biar Cepat Kurus! Justru Punya Efek Buruk Berikut Ini

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi diet sehat - melewatkan makan malam justru tidak disarankan, mengapa?

Melewatkan makan malam dapat mengganggu keseimbangan ini, menyebabkan kadar gula darah menjadi tidak menentu dan berpotensi meningkatkan risiko terjadinya gangguan metabolisme seperti diabetes seiring berjalannya waktu.

ilustrasi seseorang yang mengalami insomnia (freepik.com)

Pola tidur yang terganggu

Makan malam memberi tubuh bahan bakar untuk mempertahankan periode puasa semalaman dan mendukung tidur yang berkualitas.

Melewatkan makan malam dapat mengganggu pola tidur dan menyebabkan kesulitan tidur, sering terbangun di malam hari, atau mengalami kualitas tidur yang buruk secara keseluruhan.

Gangguan tidur kronis telah dikaitkan dengan penambahan berat badan dan disfungsi metabolisme.

Hilangnya massa otot

Ketika tubuh kekurangan makanan dalam waktu lama, tubuh mungkin akan beralih ke jaringan otot untuk mendapatkan energi, terutama jika asupan protein tidak mencukupi.

Melewatkan makan malam dapat menyebabkan hilangnya otot seiring berjalannya waktu, yang dapat berdampak negatif pada metabolisme, kekuatan, dan kesehatan fisik secara keseluruhan.

Baca juga: Insomnia? Coba Konsumsi Buah Berikut dan Hindari Kopi pada Malam Hari, Bikin Tidur Lebih Nyenyak

Dampak negatif pada suasana hati dan tingkat energi

Tidur dalam keadaan lapar dapat memengaruhi suasana hati dan tingkat energi, sehingga membuat Anda lebih sulit berkonsentrasi, melakukan tugas sehari-hari, dan mempertahankan pandangan positif.

Perasaan lapar dan kekurangan yang kronis juga dapat menyebabkan mudah tersinggung, perubahan suasana hati, dan peningkatan tingkat stres, yang dapat menyabotase upaya penurunan berat badan.

Potensi pola makan yang tidak teratur

Melewatkan waktu makan, termasuk makan malam, dapat berkontribusi pada berkembangnya pola makan yang tidak teratur dan hubungan yang tidak sehat dengan makanan.

Perilaku makan yang membatasi dapat menimbulkan perasaan bersalah, malu, dan cemas seputar makanan, yang dapat berdampak jangka panjang pada kesejahteraan mental dan emosional.

(TribunHealth.com)