Pentingnya Mengelola Pikiran pada Ibu Hamil: Upaya Mencegah Tekanan Darah Tinggi

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi tekanan darah tinggi pada ibu hamil

Apakah ini bisa menyebabkan tekanan darah tinggi?

Baca juga: dr. Zaidul Akbar Sarankan Rutin Minum Ini Sebelum Tidur

Tak bisa dipungkiri jika ibu hamil mungkin sering marah-marah karena suatu hal.

dr. Bambang Ekowiyono menuturkan, jika ibu hamil sering marah-marah dikarenakan psikis.

Ia mengatakan, marah-marah dan emosi akan menyebabkan perangsangan saraf simpatis yang menyebabkan jantung berdebar-debar.

Ketika jantung berdebar-debar tanpa mengontrol emosi, kata dr. Bambang ibu hamil yang awalnya memiliki tensi normal, maka bisa mengalami kenaikan tensi.

Sehingga menjadi salah satu faktor yang bisa menyebabkan tensi tinggi.

"Itu namanya psikis ya. Psikis ini marah-marah, emosi itu akan menyebabkan perangsangan saraf simpatis yang menyebabkan jantungnya berdebar-debar," kata dr. Bambang Ekowiyono.

"Ketika jantung berdebar-debar tanpa kontrol emosi, ya yang awal tensinya normal, bisa naik," sambungnya.

ilustrasi tekanan darah tinggi pada ibu hamil (health.kompas.com)

Baca juga: Deretan Makanan yang Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes

"Salah satunya faktor yang bisa menyebabkan tensi tinggi," imbuhnya.

Lanjut, dr. Bambang menuturkan jika biasanya ibu hamil memiliki tensi normal, maka tensi akan normal kembali.

Namun, pada ibu hamil yang cenderung memiliki tensi tinggi, kata dr. Bambang bisa memperberat.

Perlu diketahui jika stres bisa menjadi faktor yang memperberat tensi tidak terkontrol.

"Kan biasanya kalau memang seorang ibu hamil itu tensinya normal, itu akan kembali normal lagi," terang dr. Bambang.

"Tapi kalau memang ibu hamil ini cenderung ada tensi tinggi, nah itu akan memperberat. Faktor stres bisa mempeberat tensinya tidak terkontrol," jelasnya.

Baca juga: Pola Makan yang Wajib Diterapkan Penderita Hipertensi untuk Turunkan Tekanan Darah

Jika ibu hamil memiliki tekanan darah normal dan ketika banyak pikiran atau stres bisa saja naik, tetapi nanti akan kembali normal.

Dokter spesialis kandungan dan kebidanan dr. Bambang Ekowiyono mengatakan bahwa yang terpenting adalah mengontrol stres.

Karena stres yang tidak dikontrol ini meskipun sudah diberikan obat apapaun, maka akan cenderung kambuh kembali.

dr. Bambang menegaskan, faktor pertama yang harus dilakukan adalah mengontrol stres. Kemudian, yang kedua adalah pemberian obat-obatan untuk menurunkan tensi (tekanan darah).

Pemberian obat tersebut kata dr. Bambang tergantung dari dokter yang menangani.

"Jadi yang penting adalah mengontrol stres. Karena stres kalau gak dikontrol, dikasih obat apapun tetap dia akan cenderung kambuh," tutur dr. Bambang.

Baca juga: 3 Cara yang Wajib Diketahui Penderita Asam Urat dalam Memilih Sayur

Halaman
123