Tekanan Darah Tinggi pada Ibu Hamil Bisa Terjadi pada Kondisi Ini, Begini Penjelasan Dokter

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi tekanan darah tinggi pada ibu hamil

TRIBUNHEALTH.COM - Pernahkah Anda mendengar kasus tekanan darah tinggi pada ibu hamil?

Ya, beberapa wanita ada yang mengalami tekanan darah tinggi saat mengandung.

Tentunya, tekanan darah tinggi saat hamil tidak bisa dianggap sepele.

Namun, banyak yang belum tahu penyebab dari tekanan darah tinggi saat hamil.

Jenis-jenis tekanan darah tinggi pada ibu hamil ternyata berbeda-beda.

Ibu hamil harus memperhatikan tekanan darah agar tidak terjadi kenaikan.

Terjadinya kenaikan tekanan darah pada ibu hamil bukanlah hal yang bisa disepelekan.

ilustrasi ibu hamil yang mengalami tekanan darah tinggi (health.grid.id)

Baca juga: Peran Lingkungan Terdekat dalam Mengatasi Stres pada Remaja

Dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dr. Bambang Ekowiyono menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai tekanan darah tinggi pada ibu hamil.

Bagi ibu hamil, memang disarankan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.

dr. Bambang Ekowiyono menjelaskan, ibu hamil bisa mengalami pre-eklamsia yang terjadi pada early onset.

Ia mengatakan, early onset yakni terjadi pada usia kehamilan yang kurang dari 34 minggu dan late onsate yakni di usia kehamilan lebih dari 34 minggu.

"Jadi pada seorang ibu hamil bisa terjadi namanya pre-eklamsia yang terjadinya pada early onset. Early onset itu terjadi pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu. Sama yang late onset lebih dari 34 minggu," kata dr. Bambang Ekowiyono.

Baca juga: 7 Ciri-ciri atau Gejala Kolesterol Tinggi yang Perlu Diwaspadai

Lanjut, pada kasus-kasus ibu hamil dengan tensi tinggi kata dr. Bambang cenderung terjadi pre-eklamsia. Biasanya gangguan ini pada proses pembentukan plasenta.

Dokter spesialis kandungan dan kebidanan dr. Bambang Ekowiyono menuturkan, jika sejak awal plasenta tidak bagus akan mempengaruhi pertumbuhan pembuluh darah pada spiralis.

"Pada kasus-kasus seorang ibu dengan tensi tinggi yang cenderung suatu pre-eklamsia, itu biasanya gangguannya pada proses pembentukan plasenta," imbuhnya.

"Jadi, kalau sejak awal memang plasentanya kurang bagus. Kondisi plasenta yang tidak bagus ini akan mempengaruhi pertumbuhan pembuluh darah pada spiralisnya," sambungnya.

Lebih lanjut, ditegaskan oleh dr. Bambang bahwa arteri spiralis pada plasenta berukuran kecil-kecil, sehingga manifestasinya lebih berat jika dibandungkan dengan pre-eklamsia ataupun tensi tinggi yang muncul setelah kehamilan berusia 34 minggu.

Baca juga: Ragam Khasiat Air Rebusan Daun Sirih untuk Obat Tradisional

"Arteri spiralis pada plasenta ini kecil-kecil, sehingga manifestasinya lebih berat dibandingkan pada suatu pre-eklamsia yang memang kejadiannya setelah 34 minggu," tutur dr. Bambang.

"Jadi memang prognosis pada tensi yang sejak awal itu muncul, itu lebih berat dibandingkan pada suatu pre-eklamsia ataupun tensi yang munculnya setelah 34 minggu," jelasnya.

Terjadinya kenaikan tekanan darah pada ibu hamil bukanlah hal yang bisa disepelekan.

Halaman
12