Lanjut, seksolog menuturkan, pria usia 40 atau 45 tahun yang baru menikah, tentu memilih pasangan yang usianya di bawah usia tersebut.
Jika pasangan tersebut ingin memiliki keturunan, dr. Binsar meyakini di atas 70-80 persen perlu bantuan untuk memenuhi program vertilitas (keinginan memiliki keturunan).
"Makanya, pada pria-pria yang baru nikah, punya pasangan tetap dan pasti kalau 40-45 baru menikah, mungkin pasangannya pasti usianya yang jauh di bawah toh," sambungnya.
Baca juga: Obat Asam Urat Dikonsumsi saat Asam Urat Naik atau Perlu Dikonsumsi Seumur Hidup?
"Nah, kalau ingin punya anak, mungkin saya meyakini di atas 70-80 persen itu perlu dibantu untuk memenuhi program vertilitas atau keinginan punya anak itu," imbuh dr. Binsar.
Dituturkan dr. Binsar, intinya pria harus waspada.
Pada wanita penurunan estrogen ditandai dengan menopause atau berhenti menstruasi. Sedangkan pada pria kata dr. Binsar ditandai dengan mood seks yang cepat berubah.
Mood seks yang cepat berubah menjadi warning bahwa pria tersebut mengalami penurunan testosteron yang signifikan, sehingga berpengaruh terhadap mood seks dan kebugaran tubuh.
"Jadi intinya, para pria ini harus waspada. Kalau wanita dengan estrogen, ditandai dengan menopause atau berhenti menstruasi. Kalau pria kan gak ada. Pria itu ditandai dengan apa? Mood seksnya cepat berubah. Itu tanda, warning bahwa dia mengalami suatu penurunan testosteron yang sigifikan, sehingga tidak hanya berpengaruh terhadap mood seks tetapi juga kebugaran tubuh pria tersebut." jelasnya.
Ini disampaikan pada tayangan YouTube Warta Kota oleh dr. Binsar Martin Sinaga FIAS. Seorang medical sexologist.
(TribunHealth.com/PP)