TRIBUNHEALTH.COM - Orang yang memiliki penyakit tertentu, sangat penting untuk menjaga pola makan sebagai bagian dari upaya kesembuhan, termasuk hipertensi.
Pada beberapa kondisi tertentu, pengaturan pola makan bahkan menjadi salah satu langkah utama dalam mengontrol penyakit yang dialami.
Sebut saja penderita diabetes yang perlu membatasi asupan gula.
Terkait hal ini, penderita hipertensi juga sangat penting untuk membatasi asupan garam.
Melansir kanal kesehatan Times of India, berikut ini alasannya.
Baca juga: Ingin Kadar Gula Darah Stabil Sepanjang Hari? Penderita Diabetes Perlu Ikuti 12 Tips Sehat Berikut
Mencapai keseimbangan untuk kesehatan jantung
Menurut American Heart Association (AHA), membatasi asupan garam setiap hari sangatlah penting, terutama bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi.
Rekomendasi mereka tidak lebih dari 2.300 miligram (mg) sehari, dengan batas ideal yang lebih rendah lagi yaitu 1.500 mg per hari untuk kebanyakan orang dewasa.
Bahkan, pengurangan 1.000 mg sehari pun telah dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah dan kesehatan jantung secara keseluruhan.
Baca juga: Kemenkes Tetapkan Batas Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak agar Tak Terkena Diabetes dan Hipertensi
Sebuah studi komprehensif yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association memperkuat efek positif dari pengurangan asupan garam.
Penelitian ini melibatkan 213 partisipan, berusia antara 50 hingga 75 tahun, dan secara unik menyertakan individu yang sudah menjalani pengobatan tekanan darah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengurangan satu sendok teh garam meja setiap hari selama satu minggu menghasilkan peningkatan tekanan darah yang sebanding dengan memulai pengobatan hipertensi.
Garam dan tekanan darah
Meskipun korelasi antara kelebihan garam dan peningkatan tekanan darah telah terdokumentasi dengan baik, mekanisme pasti di balik fenomena ini masih dieksplorasi.
Hipotesis yang berlaku menunjukkan bahwa peningkatan asupan natrium mendorong tubuh menahan lebih banyak air, menyebabkan tekanan hidrostatik yang lebih tinggi pada dinding pembuluh darah dan selanjutnya menyebabkan hipertensi.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)