Perempuan Mengalami Perubahan Hasrat Seksual Pasca Melahirkan, Mengapa?

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Melia Istighfaroh
Perempuan Mengalami Perubahan Hasrat Seksual Pasca Melahirkan, Mengapa?

TRIBUNHEALTH.COM - Perubahan fisik dan emosional setelah melahirkan dapat memberikan dampak yang signifikan pada hasrat seksual wanita.

Rasa tidak nyaman, perubahan pada tubuh, kelelahan, dan perubahan hormonal adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan dan gairah untuk melakukan hubungan seksual setelah melahirkan.

Proses persalinan dapat meninggalkan bekas luka dan rasa nyeri.

Pemulihan setelah melahirkan membutuhkan waktu, dan nyeri tersebut dapat membuat wanita enggan untuk melakukan hubungan seksual.

Perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan dan persalinan, seperti perubahan berat badan, stretch marks, dan perubahan bentuk tubuh, bisa memengaruhi kepercayaan diri dan membuat wanita merasa tidak nyaman.

Menjaga bayi baru lahir dan mengatasi perubahan dalam pola tidur dapat menyebabkan kelelahan yang ekstrem.

Baca juga: Mitos atau Fakta - Undur-undur Bisa Digunakan Sebagai Obat Alami Menyembuhkan Diabetes?

Kelelahan ini dapat mempengaruhi energi dan gairah untuk berhubungan seksual.

Perubahan hormonal dan tanggung jawab sebagai ibu baru dapat menyebabkan perubahan emosional yang signifikan, termasuk perubahan suasana hati atau perasaan stres dan cemas.

Wanita mungkin merasa tidak yakin atau takut mengenai bagaimana hubungan seksual akan mempengaruhi tubuh mereka setelah melahirkan.
Ketidakpastian ini bisa memicu rasa enggan atau kekhawatiran.

Oleh karena itu, sangat penting bagi para suami untuk memahami sang istri setelah melahirkan.

Setelah melahirkan, wanita juga memerlukan dukungan dari suami maupun keluarga.

Ilustrasi setelah melahirkan (Pexels)

"Pasca melahirkan itu memang suatu dunia tersendiri yah.

Suatu problem yang sangat memang bisa mengganggu kehidupan seorang wanita dalam segala aspek.

Kita tahu pada waktu kehamilan, maka hormon itu mengalami perubahan dalam kadarnya.

Artinya, estrogen dan progesteron itu turun.

Karena dia akan mempersiapkan yang namanya untuk proses kehamilan dan persalinan," ujar Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.

Sehingga setelah seorang wanita selesai masa persalinan maka hormon yang yang turun saat hamil akan kembali.

Baca juga: Khasiat Rutin Makan Daun Kucai: Bantu Turunkan Kolesterol, Tekanan Darah dan Atasi Diabetes

Pasalnya, hormon estrogen dan progesteron akan kembali ke level semula atau level sebelum kehamilan.

Akan tetapi, proses kembali ini terkadang tidak seperti yang sobat sehat harapkan.

"Proses kembali ini tidak seperti yang sesuai dengan teori yang ada.

Tergantung kepada yang namanya bagaimana fisiologi dari tubuh si ibu tersebut.

Nah, kita tahu bahwa tubuh seorang wanita sangat rentan," tambah Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.

Seperti yang diketahui, tubuh seorang wanita ketika hamil sangat rentan.

Oleh karena itu, jika hormon estrogen dan progesteron tidak bisa kembali dalam waktu cepat maka tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan masalah.

Baca juga: Rekomendasi 5 Jenis Ikan yang Aman Dikonsumsi Pasien Diabetes, Bisa Dua Kali Seminggu

Sobat sehat pasti tahu jika estrogen adalah hormon anabolik alias hormon pembangun bagi seorang wanita.

Apabila hormon estrogen tidak kembali sesegera mungkin usai persalinan, maka yang terjadi adalah sang wanita akan mengalami gangguan.

Masalah yang bisa dihadapi wanita pasca melahirkan

Ilustrasi baby blues pasca melahirkan (wow.tribunnews.com)

1. Masalah psikis

Adapun gangguan yang terjadi mulai dari gangguan psikis.

dr. Binsar menyebutkan jika gangguan psikis juga menjadi masalah setelah melahirkan.

2. Masalah hormonal

Masalah kedua yang mungkin dihadapi wanita adalah ketidakseimbangan hormon.

3. Nyeri

"Apalagi kalau proses melahirkannya itu melalui proses seksio.

Seksio artinya operasi dari dinding perut.

Sehingga akhirnya tidak bisa membuat rasa nyaman, karena nyeri itu ternyata bisa berlangsung lama.

Tiga hal ini yang sering terjadi pasa seorang wanita yang akan menimbulkan yang namanya gangguan kehidupan atau problem seksual.

Yang paling besar adalah yang namanya ketidakseimbangan hormon.

Kita tahu bahwa patofisiologi dari gangguan seksual wanita bahwa 80 persen problem seksual wanita adalah gangguan libido.

Female hypoactive sexual desire disorder, gangguan hasrat pada seorang wanita atau penurunan hasrat," tutur dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.

Baca juga: Potensi Kesehatan Alang-alang, Bisa Menurunkan Hipertensi dan Mengurangi Kadar Gula Darah

Penting untuk memiliki komunikasi terbuka antara pasangan dan memahami bahwa pemulihan setelah melahirkan adalah proses yang berkelanjutan.

Berbicara dengan pasangan dan mencari dukungan dari profesional kesehatan dapat membantu mengatasi kekhawatiran atau rasa enggan.

Terapi fisik atau konseling juga dapat membantu dalam memahami perubahan fisik dan emosional serta mengembalikan keintiman dalam hubungan pasangan.

Penjelasan Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS dilansir Tribunhealth.com dari laman YouTube Tribunnews program Edukasi Seksual edisi 5 Novermber 2020.

Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lainnya di sini.